Kajian Ilmu Filsafat ( Filsafat dalam pengembangan IPTEK )


Pengertian filsafat 

     Plato mengungkapkan Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada. Kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu (Aristotelis)



Pengertian Ilmu

       M. Izuddin Taufiq Ilmu adalah penelusuran data atau informasi melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya. 
Pengertian filsafat ilmu

     Filsafat ilmu  dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingn terhadap pendapat-pendapat lampau yang telah dibuktikan atau dalam kerangka ukuran-ukuran yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu demikian bukan suatu cabang yang bebas dari praktek ilmiah senyatanya(Robert Ackermann)
.
       Dari paparan diatas dapat kita ketahui bahwa Ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat sangat erat kaitannya satu sama lain. Dalam perkembangannya, ilmu lahir dari filsafat dan menghasilkan suatu produk yaitu teknologi. Dalam hakikat manusia yang selalu ingin mengetahui, terdapat dua alasan mendasar yaitu mengetahui hanya untuk sekedar tahu sebagai kepuasan pribadi dan mengetahui untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan peradaban manusia yang ada pada saat ini merupakan bentuk desakan dari pengaruh-pengaruh berkembangnya aspek di masa lalu. Manusia dalam hakikatnya selalu melahirkan ide dan inovasi terbaru untuk diaplikasikan terhadap kehidupannya agar menjadi lebih baik. Dari sinilah cara berfikir memiliki peran yang penting dalam perkembangan peradaban. Dan cara berfikir manusia berkaitan dengan filsafat dimana dengan berfilsafat akan terbentuk suatu sistem berpikir atau  cara berpikir yang terbuka.

     Filsafat hadir sebagai sarana pemikiran untuk menjadikan manusia lebih berfikir kritis dan berkeinginan untuk mengetahui suatu kebenaran. Dari pengalaman mencari tahu tersebut muncullah ilmu pengetahuan dan untuk memperoleh pengetahuan manusia berpikir terus menerus serta tidak pernah puas mencari kebenaran. Oleh karena itu segala hasil pengetahuan selalu bersifat sementara dan terbuka. Filsafat dapat dikatakan sebagai dasar dari segala ilmu dimana filsafat berperan dalam menciptakan ilmu pegetahuan itu sendiri hingga mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut dalam bentuk teknologi.

       Dewasa ini peran filsafat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memang sudah tidak bisa dipungkiri keberadaannya dan menarik untuk dikaji. Melalui filsafat, keyakinan yang ada dapat dikembangkan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar ilmu pengetahuan yang pada akhirnya dapat dibuktikan berdasarkan rasionalitas yang empiris dalam bentuk produk teknologi. Melalui makalah ini, penulis akan mencoba membahas lebih jauh mengenai pengertian dan fungsi filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sebagai kajian filsafat serta implementasi filsafat pada ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

       Bidang garapan Filsafat Ilmu terutama diarahkan pada komponen komponen yang menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang inheren dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat tentang apa dan bagai¬mana (yang) “Ada” itu (being Sein, het zijn). Paham monisme yang terpecah menjadi idealisme atau spiritualisme, Paham dua¬lisme, pluralisme dengan berbagai nuansanya, merupakan paham ontologik yang pada akhimya menentukan pendapat bahkan ke¬yakinan kita masing masing mengenai apa dan bagaimana (yang) ada sebagaimana manifestasi kebenaran yang kita cari.

     Epistemologi ilmu meliputi sumber, sarana, dan tatacara mengunakan sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan (ilmiah). Perbedaan mengenal pilihan landasan ontologik akan dengan sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam menentukan sarana yang akan kita pilih. Akal (Verstand), akal budi (Vernunft) pengalaman, atau komunikasi antara akal dan pengalaman, intuisi, merupakan sarana yang dimaksud dalam epistemologik, sehingga dikenal adanya model model epistemologik seperti: rasionalisme, empirisme, kritisisme atau rasionalisme kritis, positivisme, feno¬menologi dengan berbagai variasinya. Ditunjukkan pula bagai¬mana kelebihan dan kelemahan sesuatu model epistemologik be¬serta tolok ukurnya bagi pengetahuan (ilmiah) itu seped teori ko-herensi, korespondesi, pragmatis, dan teori intersubjektif.

      Epistemologi disebut juga teori pengetahuan, hakikat pengetahuan dan sumber pengetahuan. Dengan kata lain, epistemologi adalah suatu cabang filsafat yang membahas tentang tata-cara, teknik, atau prosedur mendapatkan ilmu dan keilmuan. Tata cara, teknik, dan prosedur mendapatkan ilmu dan keilmuan adalah dengan metode non-ilmiah, metode ilmiah dan metode problem solving
Epistemologi derivasinya dari bahasa Yunani yang berarti teori ilmu pengetahuan. Epistemologi merupakan gabungan adalah episteme, pengetahuan; dan logos, teori. Epistemologi adalah cabang ilmu filsafat yang menjelaskan masalah-masalah filosofis yng mengitari teori ilmu pengetahuan. Epistemologi adalah bagian filsafat yang meneliti asal usul, asumsi dasar, sifat-sifat, dan bagaiamana memperoleh pengetahuan menjadi penentu penting dalam menanyakan apa yang dapat kita ketahui sebelum menjelaskan.

     Akslologi llmu meliputi nilal nilal (values) yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau ke¬nyataan sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasansimbolik atau pun fisik material. Lebih dari itu nilai nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai suatu conditio sine qua non yang wajib dipatuhi dalam kegiatan kita, baik dalam melakukan penelitian maupun di dalam menerapkan ilmu. Dalam perkembangannya Filsafat llmu juga mengarahkan pandangannya pada Strategi Pengembangan ilmu, yang menyangkut etik dan heuristik. Bahkan sampal pada dimensi ke-budayaan untuk menangkap tidak saja kegunaan atau keman¬faatan ilmu, tetapi juga arti maknanya bagi kehidupan
Logika 

     Logika (Yunani: logikos, berhubungan dengan pengetahuan, berhubungan dengan bahasa) merupakan cabang filsafat yang menyelidiki kesehatan cara berpikir, aturan-aturan mana yang harus dihormati supaya pernyataan-pernyataan kita sah. Logika merupakan suatu teknik atau seni yang mementingkan segi formal, bentuk dari pengetahuan.  Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan menurut cara tertentu. cara penarikan kesimpulan inilah yang disebut logika. Lapangan dalam logika adalah asas-asas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat, dan sehat. Agar dapat berpikir lurus, tepat, dan teratur, logika menyelidiki, merumuskan serta menerapkan hukum-hukum yang harus ditepati. Berpikir adalah objek logika. Berpikir disini adalah kegiatan pikiran, akal budi manusia. Dengan berpikir, manusia mengolah atau mengerjakan pengetahuan yang telah deperolehnya. Dengan mengolah dan mengerjakannya, ini terjadi dengan mempertimbangkannya, menguraikan, membandingkan, serta menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian yang lainnya. dalam logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan dan ketepatannya. Karena berpikir lurus dan tepat, merupakan objek formal logika. 

KRITIK ILMU-ILMU 

     Dalam zaman kuno, di Yunani, disamping filsafat hanya dibedakan empat ilmu, yaitu logika, ilmu pasti, ilmu pesawat, dan kedokteran. Kedokteran dan logika lebih dipandang sebagai seni atau keahlian daripada sebagai ilmu. Kebanyakan ilmu yang dibeda-bedakan sekarang berasal dari zaman renaisans, atau lahir pada gelombang kedua, yaitu sekitar 1800 dan sesudahnya. Misalnya, sosiologi, psikologi, dan psikoanalis masih sangat muda. Imu-ilmu lain seperti ekologi (ilmu keseimbangan lingkungan hidup) lebih muda lagi. 
Ilmu dibagi menjadi tiga kelompok: 

Ilmu-ilmu formal = Matematika, logika,dll
Ilmu-ilmu empiris formal = ilmu alam, ilmu hayati,dll
Ilmu-ilmu hermeneutis = Sejarah, ekonomi, dll

     Ada orang yangmengatakan bahwa ilmu-ilmu hermeneutis tidak ilmiah karena disini tidak dicapai kepastian. Dalam ilmu sejarah, misalnya, tidak diterangkan sesuatu, melainkan hanya dimengerti sesuatu, hanya diberi suatu interpretasi atau fakta-fakta dan tidak pernah dicapai kepastian bahwa interpretasi ini betul. Orang lain mengatakan bahwa juga ilmu-ilmu empiris formal memang selalu bersifat hipotesis sehingga distingsi antara ilmu-ilmu empiris formal dan ilmu-ilmu hermeneutis tidak begitu penting. Pertanyaan-pertanyaan ini termasuk kritik ilmu.

Implementasi Filsafat pada Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

     Seperti yang telah dijelaskan dalam dua sub bab sebelumya bahwa filsafat dan iptek memiliki kaitan yang sangat erat satu sama lain. Filsafat merupakan dasar pemikiran yang melahirkan ilmu pengetahuan yang nantinya berkembang dan menghasilkan produk berupa teknologi. Teknologi digunakan manusia sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhannya. Dapat ditemui berbagai implementasi atau bentuk nyata penerapan filsafat pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Filsafat medorong pola pikir manusia untuk lebih kritis dalam mencari tahu suatu kebenaran. Untuk mempelajari yang dalam menjadi lebih dalam sehingga filsafat memberi nilai terhadap perkembangan itu sendiri.

      Studi mengenai filsafat tidak hanya terbatas pada obyek yang ada atau nyata dan kasat mata, namun juga terhadap obyek yang mungkin ada. Dalam hal ini obyek yang kasat mata dan tidak bisa dijelaskan secara rasionalitas. Misalnya mengenai konsep ketuhanan. Di dalam filsafat, kebenaran tidak hanya sebatas pada kebenaran yang kasat mata secaa metafisika, tapi jua terdapat kebenaran yang bersifat kasat mata. Implentasi filsafat pada ilmu pengetahuan dan teknologi salah satunya yaitu dengan munculnya konsep ketuhanan. Konsep ketuhanan muncul karen adanya kepercayaan terhadap tuhan sebagai pusat kekuatan maha dasyat. Kepercayaan tersebut timbul dan merupakan suatu pola pikir yang hanya dapat dilihat oleh soseorang yang berhasil mengembangkan ilmu filsafat dengan baik. Dengan adanya keinginan mencari kebenaran, membawa dan menimbulkan suatu pola pikir manusia.

      Dengan berfilsafat, manusia terus berupaya mengembangakan pemikirannya secaa kritis untuk mencari tahu hal yang tidak diketahui hingga sampai kepada bagaimana membuktikan berdasarkan rasionalias yang empiris. Dari sanalah muncul dan lahir berbagai cabang ilmu pengetahuan berdasarkan pengalaman manusia yang bertumpu pada kenyataan obyektif maupun pengetahuan yang terjadi tanpa adanya pengalaman. Pengetahuan yang terjadi tanpa adanya pengalaman tersebut timbul dengan pola pikir manusia yang melibatkan indra maupun batin. Filsafat membantu mengembangkan pola pikir secara batin tersebut dimana pemikiran semacam itu lebih banyak terjadi pada hal-hal yang jauh pada rasionalitas manusia. Misalnya pada cabang ilmu pengetahuan tradisional. Lalu dimana filsafat berperan dalam ilmu pengetahuan tradisional ini?

     Filsafat pada ilmu pengetahuan tradisional digunakan untuk menstandariasi atau untuk menciptakan ilmu pengetahuan tradisional itu sendiri. Melibatkan pencarian secara harfiah hingga pengembangan akhir berupa produk teknologi. Jadi dapat dikatakan, filsafat tidak hanya membentuk, melahirkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, namun filsafat juga berperan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut hingga menghasilkan produk pengembangan lmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang. Keinginan manusia untuk menigkatkan taraf kehidupan dan peradabannya menjadi lebih baik, mendorong manusia untuk lebih berfikir kritis menciptakan berbagai kemudahan dan inovasi. Dengan memahami filsafat, manusia juga dapat berpikir komprehensif yaitu berpikir secara menyeluruh dan radikal dalam membangun pengetahuan, sehingga dia akan bersikap dinamis dan terbuka terhadap lingkungan dan perkembangan iptek yang akan membuat pengetahuannya menjadi luas.

     Setiap pengetahuan selalu mengandung kebenaran dan suatu kebenaran tersebut harus dicari kepastian atau kesahihan kebenarannya. Kita ketahui bahwa ada dua macam kebenaran yaitu kebenaran empiris dan logis, dimana ada tiga sifat dasar kebenaran ilmiah; pertama, struktur kebenaran ilmiah bersifat rasional-logis atau dapat dipahami dengan baik oleh akal budi, kedua harus berisi empiris artinya harus diuji dengan kenyataan yang ada, dan ketiga, sifat pragmatis yang menggabungkan dua sifat kebenaran di atas serta dapat berguna dalam memecahkan permasalahan.
Filsafat juga berperan dalam pembentukan karakter dimana filsafat mendorong pola pikir dan pemahaman manusia akan suatu hal yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-harinya. Kebiasaan sehari-hari itulah yang membentuk suatu karakter dimana pembentukan karakter tersebut disertai pendidikan karakter yang berdasarkan teladan yang baik. Pemikiran positif dan teladan yang baik nantinya dapat menjadikan manusia untuk mampu membedakan yang baik dan yang buruk dimana sangat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Penerapan ilmu pengetahuan selalu memerlukan pertimbangan-pertimbangan dari dimensi etis yang mempengaruhi pengembangan ilmu pengetahuan ke depannya. Tanggung jawab etis selalu berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Filsafat tidak berdiri sendiri, namun juga berkembang sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

     Sebagai contoh dalam pengembangan persenjataan nuklir. Filsafat digunakan sebagai dasar pemikiran yang menciptakan pengembangan sekaligus digunakan sebagai kontrol teknologi tersebut. Manusia yang dapat berfilsafat dengan baik atau memiliki filosofi yang handal, akan dapat mengontrol dirinya bahwa teknologi persenjataan nuklir yang diciptakannya meruapakan bentuk teknologi yang dapat digunakan untuk kemaslahatan umat, dalam hal ini hanya digunakan untuk menciptakan perdamaian dan keamanan diri dari ancaman yang terjadi di luar. Faktor-faktor lain akan ikut dipertimbangkan sepertikeharusan untuk memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia, menjaga keseimbangan ekosistem, bertanggung jawab pada kepentingan umum. Pada intinya ilmu pengetahuan dan teknologi dipelajari untuk mengembangkan dan memperkokoh eksistensi manusia, dan bukan sebaliknya. Namun bagi seseorang yang tidak mampu memahami filsafat dengan baik, maka yang timbul adalah perbudakan oleh teknologi itu sendiri yang nantinya berujung pada penyimpangan penggunaan teknologi yang jauh pada kemaslahatan umat.

      Keberadaan alam dan seisinya merupakan implementasi dari pola pemikiran manusia akan adanya sang pencipta. Di sini filsafat kembali berperan untuk mengarahkan manusia mengenai kebenaran yang kasat mata. Alam dan seisinya menawarkan berbagai rasa keingintahuan sekaligus sebagai sarana dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Alam tidak berdiri sendiri namun terdapat kekuatan dahsyat yang mampu mengendalikan kekuatannya jauh di atas batas rasionalitas sekalipun. Sebagai contoh dalam peristiwa kecelakaan penerbangan Air Asia QZ8501. Segala macam teknologi mutakhir sudah diterapkan untuk menerbangkan pesawat dan memprediksi segala kemungkinan dan hambatan yang bisa dihadapi, salah satunya prediksi akan cuaca. Manusia juga sudah menerapkan solusi akan berbagai hal, namun peristiwa kecelakaan tersebut masih bisa terjadi.

          Di sini pola pikir manusia teruji, filsafat memang mengantarkan pada pemikiran perkembangan teknologi hingga ke sebab akibat dan prediksi yang mungkin terjadi secara akurat yang bisa dijelaskan oleh rasionalitas yang emipiris namun hars diingat. Manusai memiliki keterbatasan. Bagaimanapun manusia memaksimalkan kemampuannya untuk mengembangakan teknologi dan segala macam hal yang mampu memudahkan kehidupannya, namun masih terdapat beberapa hal-hal yang tidak bisa dikontrol dan jauh dari rasionalitas manusia. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat kekuatan yang mengatur dan  kepercayaan-kepercayaan irrasional inilah yang akhirnya menumbuhkan konsep ketuhanan dimana terdapat kepercaayaan tentang adanya sang pencipta yang menciptakan dan mengendalikan alam dan seisinya, bahkan menciptakan akal manusia yang ternyata memiliki batasan. Jadi, begitu banyak implementasi filsafat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi karena memang filsafat digunakan sebagai landasan pola pikir lahirnya ilmu pengetahuan dan pengembangan teknologi.

Tag : study
0 Komentar untuk "Kajian Ilmu Filsafat ( Filsafat dalam pengembangan IPTEK )"

Back To Top