Management Operasional


Bab I
Management Operasional pada Perusahaan Konveksi 

A. Latar Belakang

     Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini, membuat persaingan semakin ketat antar perusahaan yang ada di dunia. Segala upaya dilakukan untuk menjadi yang terbaik. Manajemen yang baik menjadi kunci kesuksesan dunia industri saat ini baik itu manajemen produksi, pemasaran, sumber daya manusia dan keuangan. Manajemen operasional merupakan satu fungsi manajemen yang sangat penting bagi sebuah organisasi atau perusahaan. Bidang ini berkembang sangat pesat terutama dengan lahirnya inovasi dan teknologi baru yang diterapkan dalam praktik bisnis. Oleh karena itu banyak perusahaan yang sudah melirik dan menjadikan aspek-aspek dalam manajemen operasi sebagai salah satu senjata strategis untuk bersaing dan mengungguli kompetitornya. Dalam kewirausahaan, manajemen operasi pun diperlukan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan perubahan atau inovasi produk untuk menjadi lebih baik lagi. Seiring perkembangan industri yang semakin maju perusahaan juga dituntut untuk memberikan kualitas yang terbaik baik dalam produk maupun jasa yang dihasilkan tetapi tidak melupakan dampak lingkungan yang terjadi dari segala aktivitas perusahaan.

     Manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka manajemen produksi dan operasi merupakan proses pengambilan keputusan didalam usaha untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga dapat sasaran yang berupa tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien, oleh karena itu manajemen produksi dan operasi mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi produksi dan operasi. 

   Manajemen operasi sangat penting dalam pencapaian tujuan perusahaan yaitu profit dan keberlangsungan usaha. Hal ini terkait dengan 3 unsur penting yaitu input, proses, output. Serta sangat besar terkaitannya dengan keefektifan dan keefesienan sebuah usaha yang ada. Ini semua dikarenakan manajemen operasi adalah aktivitas yang berkaitan erat dengan produksi, yaitu kegiatan yang berawal dengan masukan / input yang diproses atau melalui tahap konversi sehingga menghasilakan output yang disebut produk baik berupa barang ataupun jasa. Manajemen operasi sangat penting dalam pencapaian tujuan perusahaan yaitu profit dan keberlangsungan usaha, maksudnya dalam kegiatan pemrosesan input menjadi output, tentunya peran manajemen operasi sangat diperlukan untuk dapat mewujudkan keuntungan perusahaan, salah satunya adalah dengan peningkatan aktivitas operasi yang efisien. Apabila perusahaan melalui kegiatan operasi yang efisien dapat meningkatkan keuntungan, tentunya hal ini berpengaruh baik bagi keberlangsungan usahanya. Oleh karena itulah manajemen operasional sangat penting bagi sebuah perusahaan.

B. Rumusan masalah
Bagaimana management Operasional pada perusahaan Konfeksi?

C. Tujuan 
Untuk mengetahui management operasional pada perusahaan konfeksi

Bab II
Pembahasan 

A. Definisi
   Pengertian manajemen menurut T. Hani Handoko (2003) adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha – usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

  Menurut Chase & Aquilano (1985) manajemen operasional adalah kegiatan manajemen yang berkaitan dengan pengelolaan berbagai sumber-daya untuk menghasilkan produk yaitu barang atau jasa yang dilaksanakan oleh suatu organisasi.

     Dalam hal ini kegiatan dalam perusahaan antara lain kegiatan manajerial pendukung produksi, dan operasianal dalam kaitanya produksi (jahit dan distribusi). Produk yang dihasilkan berupa bakaian orang dewasa baik untuk wanita maupun laki-laki, seperi: hem, celana, rok, baju batik dkk.
Bab III
Penerapan management Produksi 

     Sistem produksi dimana pengelolaan kegiatan produksi bersifat tidak terus menerus, berkelanjutan dan menggunakan pola mulai selesai. Artinya, kepastian mengenai kapan memulai proses  produksi dan kapan menyelesaikan proses produksi jelas. pola produksi yang menggunakan sistem intermiten 

• Produksi massal ( mass production)
     Proses Produksi dilakukan melalui standar produksi tertentu, prosedur tertentu dan jumlah unit produk tertentu yang secara rutin diproduksi. 

• Proses produksi Pelayanan yang digunakan adalah produksi yang standar
    Proses produksi yang didasarkan pada standar perusahaan. Standar tersebut di desain dari informasi konsumen. Konsemen membeli sebagaimana barang yang distandardisasikan tersebut.

• Sifat dan teknik Produksi dalam perusahaan adalah ProsesPengubahan yaitu kegiatan produksi dengan mengubah bahan baku menjadi produk akhir, dari kain menjadi pakaian.

• Rancangan sistem produksi
    Prinsip dalam penetapan layout, agar diperoleh : jarak angkut minimum,  penggunaan ruang efektif, fleksibel untuk perubahan.

      Faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan dan tata letak adalah karakteristik lokasi. Jika lokasi terdapat didaerah yang harga lahannya mahal, dapat dirancang gedung tingkat tinggi agar mengurangi biaya lahan yang dibutuhkan, Proses produksi, Rancangan dan tata letak akan dipengaruhi ketiga rancangan sistem proses produksi diatas, Jenis produksi, Rancangan dan tata letak akan dipengaruhi oleh sedikit banyaknya jenis produksi yang dihasilkan, kapasitas produksi yang diinginkan. 

   Rancangan dan tata letak harus mampu disesuaikan dengan penambahan atau pengurangan kapasitas jumlah produksi yang diinginkan.

     Rancangan sistem produksi menyangkut bagaimana proses konversi dalam sistem produksi dilakukan, rancangan yang digunakan di perusahaan ini adalah adalah Rancangan Posisi Tetap yaitu sistem produksi dimana produk yang akan dibuat diletakkan disatu tempat, dan berbagai fasilitas seperti mesin, alat produksi, dan tenaga kerjanya mengerjakan proses produksi ditempat tersebut. Perencanaan Jumlah Produksi Dan Penentuan Standar Perkiraan jumlah produk yang dibuat diwaktu yang akan datang dilakukan dengan  Penghitungan Forecast Produksi yaitu didasarkan forecast penjualan perusahaan, Forecast penjualan dapat dilakukan dengan metode statistik dan metode pendapatan. Penentuan Standar Kinerja Standar kerja yang harus ditetapkan meliputi :

1) Standar Kualitas
     Standar mengenai kualitas barang atau jasa yang dihasilkan, dilakukan dengan standar per atribut dari barang dan jasa. Untuk menjamin kualitas barang perlu pengendalian mutu terpadu. Standar kualitas ini mencakup rencana, proses produksi, monitoring dan tindak lanjut

2) Standar Kuantitas
     Standar mengenai jumlah barang yang harus dibuat dalam suatu periode tertentu untuk mencapai tujuan dan pertumbuhan perusahaan.

3) Standar Waktu Proses
     Standar waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi yang normal agar diperoleh efisiensi yang maksimal.

4) Standar Produktivitas (Productivity)
     Standar mengenai rasio antara output dari proses produksi dan input yang digunakan. Ukuran productivity dapat diukur baik secara total maupun partial atau bagian-bagiannya. Ukuran productivity adalah sebagai berikut:
     Total factor Productivity, dihitung dengan membagi Output perusahaan dengan Labor + Capital + Material + Energy input + Businnes service.

Pengelolaan Dalam Kegiatan Operasi
     Pengaturan Bahan Baku dilakukan dalam mengefesienkan biaya pemasaran dan penyimpanan yang akan dikeluarkan dalam satu periode dengan penerapan metode EOQ (Economic Order Quantity) jika asumsinya dapat dipenuhi. Sedangkan untuk efesiensi biaya penyimpanan ekstra (Ekstra Carrying Cost) dan penganti bahan baku (Stoc Out Cost) dipergunakan metode ROP (Re Order Point). Metode EOQ dan ROP memiliki asumsi yang sama yaitu : bahan baku selalu tersedia pada leveransir; pola produksi yang stabil dalam perusahaan; tarif biaya pesan dan simpan selalu tepat dalam satu periode; bahan baku yang dibeli tidak rusak akibat disimpan; perusahaan memiliki gudang.

Keputusan Operasi
     Pengambilan keputusan merupakan tema pokok dalam operasi perusahaan.

1) Keputusan berkaitan dengan proses
Keputusan mengenai proses fisik berkenaan dengan fasilitas yang akan dipakai untuk memproduksi barang dan jasa.

2) Keputusan berkaitan dengan kapasitas 
Keputusan mengenai kapasitas diperlukan untuk menghasilkan jumlah produk yang tepat, ditempat dan dalam waktu yang tepat pula.

3) Keputusan berkaitan dengan kesediaan
Keputusan berkaitan kesediaan ini mencangkup apa yang akan dipesan, berapa banyak, dan kapan dipesan.

4) Keputusan berkaitan dengan tenaga kerja 
Keputusan berkaitan dengan tenaga kerja mencangkup bagaimana rekrutmen, proses seleksi diselesaikan, pelatihan dan pengembangan, supervisi, kompensasi dan PHK.

5) Keputusan berkaitan dengan mutu
Keputusan yang menyangkut penentuan mutu produk harus menjadi orientasi bersama dalam setiap proses operasi penetapan standar, desain peralatan, pemilihan orang-orang terlatih dan pengawasan terhadap produk yang dihasilkan.

Pengawasan Kegiatan Produksi
     Pengawasan dalam kegiatan produksi perlu dilakukan yaitu: pada kegiatan perencanaan atau desainnya, proses produksinya, monitoringnya maupun tindak lanjut dari monitoring itu. Pengawasan dilakukan pada seluruh aspek kegiatan yang berkaitan dengan produksi, meliputi: pada kegiatan proses produksi; pada kualitas produksi atau jasa yang dihasilkan; pada biaya produksi/operasi yang dikeluarkan; pada tenaga keerja yang melakukan kegiatan produksi.

a. Pembelian Bahan Baku
Para manejer melakukan tugas-tugas berikut ketika persediaan barang. Pertama memilih pemasok bahan baku dengan memperhatikan karekteristik seperti harga, kecepatan, kualitas, layanan dan ketersediaan kredit. Kedua mencoba mendapatkan potongan/diskon menurut volume. Ketiga menyerahkan produksi kepada pemasok.

b. Pengawasan Persediaan Bahan Baku
Pengawasan persediaan adalah proses pengelola persediaan pada tingkat yang meminimkan biaya. Perencanaan kebutuhan bahan baku adalah proses untuk menjamin bahwa bahan baku tersedia bila mana diperlukan.

c. Routing
Roting ialah urutan (rute) tugas yang perlu nuntuk menghasilkan sebuah produk. Bahan baku biasanya dikirimkan ke masing-masing pos kerja (work station) agar dapat dipakai sesuai spesifikasi proses produksi. Bagian tertentu dari proses produksi diselesaikan disetiap pos kerja. Proses routing biasanya dievaluasi secara periodik untuk menentukan apakah bisa ditingkatkan sehingga mendapat proses produksi yang lebih cepat dan murah.

d. Penjadwalan
Penjadwalan adalah tindakan menentukan periode waktu untuk setiap tugas dalam proses produksi. Jadwal produksi adalah rancangan untuk timing dan volume tugas produksi. Penjadwalan dapat menunjukkan kapan setiap tugas harus diselesaikan. Cara untuk menjadwalkan proyek khusus adalah teknik evaluasi dan peninjauan program (program evaluation and review technique-PERT), menjadwalkan tugas dengan cara meminimkan hambatan proses produksi.

e. Pengawasan Kualitas
Kualitas adalah dimana derajat dimana barang atau jasa memuaskan persyaratan atau harapan pelanggan. Pengawasan kualitas merupakan proses untuk menentukan apakah kualitas barang atau jasa memenuhi tingkat kualitas yang diharapkan dan mengidentifikasi perbaikan yang perlu dilakukan pada proses produksi. Kualitas dapat diukur dengan menilai beberapa karakteristik yang meningkatkan kepuasan pelanggan.
Pengawasan dilakukan pada berbagai waktu dari aktivitas produksi meliputi: pada saat menentukan desain atau rancangan produk; pada saat perencanaan proses produksi; pada aktivitas monitoring; pada akhir proses produksi.

Cara Pengawasan
1) Pengawasan Terhadap Produk
a) Dengan Sertifikasi 
Sertifikasi terhadap produk dapat dilakukan dengan mengupayakan sertifikat berdasar standart industri, asosiasi dan sebagainya.
b) Pemeriksaan Laboratorium
Pemerikasaan laboratorium dilakukan untuk mengendalikan kualitas produk terhadap unsur kimiawinya yang dikandung.
c) Penilaian Dari Pendapat Konsumen
Pendapat konsumen didapat dari survei kepada konsumen dengan mengedarkan daftar pertanyaan untuk dijawab mengenai kualitas produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.

2) Pengawasan Terhadap Proses Produksi
a) Dengan Penerapan Gugus Kembali Mutu (GKM)
Proses produksi dengan membentuk gugus yang terdiri dari tiga sampai delapan orang yang pekerjanya sejenis.

3) Pengawasan Terhadap Tenaga Kerja Dengan Standart Produktifitas
Pengawasan ini dilakukan dengan membandingkan antara kinerja para tenaga kerja dengan standart yang ditetapkan sebelumnya.

4) Pengawasan Terhadap Standart Produksi
Dengan menegement control systems atau system pengendalian manejemen. Caranya dengan selalu membandingkan antara anggaran atau standart yang lain dengan realita pembelanjaan di bagian produksi.

Struktur Management Operasional dalam perusahaan 

Adapun tingkat pekerjaan manajemen operasional dalam sebuah organisasi/ perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Manajer Pabrik (Plant Manager)
Yang biasanya harus berpengalaman dalam manajemen pabrik termasuk keahlian dibidang perencanaan produksi, manajemen pembelian, manajemen persediaan, termasuk pula pengelolaan karyawan dioperasional maupun pengelolaan sumberdaya lainnya yang dipergunakan di pabrik.

2. Direktur Pembelian ( Director of Purcashing)
Harus memiliki pengetahuan yang menyeluruh mengenai fungsi pembelian, kemampuan menelaah program penjualan, mengintegrasikan atau membuat keterkaitan dengan supplier sampai distributor, mengkoordinasi aktifitas operasi.

3. Manejer Mutu ( Quality Manager)
Mempunyai pandangan yang luas, mengenai konsep statistic untuk dapat melakukan pengawasan semua aspek operasional karena kualitas merupakan tanggung jawab secara bersama diantara semua pihak yang terlibat dalam perusahaan terutama fungsi operasional.

4. Konsultan Perbaikan Proses ( Process improvementConsultants)
Harus memiliki keahlian yang berkaitan dengan desain proses sehingga dapat memberikan berbagai konsultasi mengenai perbaikan proses untuk operasi perusahaan

5. Manajer dan Perencana Rantai Pasokan ( Suplay Chain manajer and Planner)
Bertanggung jawab mengenai negosiasi kontrak jangka panjang antara perusahaan dengan supplier maupun distributor sehingga harus mempunyai keahlian tentang Material requirement Planning, Suplay Chain Management, Teknologi komunikasi canggih dalam dunia bisnis, konsep penjadwalan dan persediaan.

Penentuan Lokasi 
Penentuan lokasi menggunakan metode kualitatif, dimana semua faktor yang mempegaruhi pemilihan lokasi pabrik, baik itu faktor utama maupun faktor sekunder diberi penilaian sesuan dengan situasi dan kondisi masing- masing alternatif lokasi 

Bab IV
Kesimpulan

Produktivitas merupakan perbandingan antara keluaran  (output) dengan masukan yang digunakan (input) pada suatu periode. Pengukuran produktivitas yaitu produktivitas faktor tunggal (rasio satu sumber daya (input) terhadap barang dan jasa yang dihasilkan (output) dan produktivitas multifaktor (rasio banyak atau seluruh sumber daya (input) terhadap barang dan jasa yang dihasilkan (output). Keputusan manajemen operasional adalah langkah strategis mengenai upaya pencapaian tujuan yang telah digariskan perusahaan melalui langkah-langkah yang telah dirumuskan dan diwujudkan dalam bentuk keputusan. Manajemen operasional adalah suatu aktivitas untuk mengatur sebuah pelaksanaan aktivitas perusahaan maupun instansi pemerintah agar dapat berjalan denga efektif dan efisien dan berlangsung secara sistem matis.

Sistem produksi dimana pengelolaan kegiatan produksi bersifat tidak terus menerus, berkelanjutan dan menggunakan pola mulai selesai. Agar menghasilkan output yang produksi dipengaruhi berbagai faktor diantaranya juga menyangkut penentuan standar produksi, pengelolaan produksi yang baik, pengambilan keputusan yang tepat, serta pengawasan kegiatan yang sesuai Penentuan lokasi perusahaan dirumuskan menggunakan pendekatan kualitatif. 

Saran  
Dalam managemen operasional semua aspek mempengaruhi proses, maka management yang baik perlu di terapkan untuk menujang produksi dan keberhasilan usaha, serta mempertimbangkan semua aspek, baik SDM, Mutu dan Pelayanan.  

Daftar Pustaka
T. Hani Handoko, Dasar-Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi, BFE Yogyakata, 1984.
Jay Heyzer dan Barry Render, Manajemen Operasi, Salemba Empat, Jakarta, 2005
Assauri, Sofjan, “Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi 2004”, Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 2004
Chase, Richard B and Nicholas J. Aquilano. (1985). Production and Operations. Management A Life


Lampiran 

Tabel 1 penentuan lokasi 

Tabel 2 penjadwalan pekerjaan

Tag : study
0 Komentar untuk "Management Operasional"

Back To Top