A. Sistem Muscular Chordata
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh organisme
yang berfungsi sebagai alat gerak. Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme
maupun pergerakan dari organ dalam organisme. Pada hewan-hewan vertebrata
umumnya otot memegang peranan penting
dalam menggerakkan organ-organ tubuh yang berkoordinasi dengan sistem rangka.
Gerakan-gerakan tersebut disebabkan terjadinya kontraksi otot (proses
memendeknya otot). Apabila otot berkontraksi, maka otot akan memendek, sehingga
ujungnya beserta struktur yang dilekati oleh ujungnya mendekat satu dengan
lain. Adanya ujung otot yang melekat pada bagian yang tidak bergerak
disebut origo, sedangkan ujung lain yang
melekat pada bagian yang bergerak disebut insertio.
Fungsi
Otot antara lain adalah :
1.
Membuat
gerakan pada tubuh
2.
Mempertahankan
postur tubuh bersama rangka
3.
Menstabilkan
hubungan antar tulang
4.
Mempertahankan
suhu tubuh
5.
Melindungi
jaringan dalam tubuh
6.
Berfungsi
sebagai pintu keluar masuk
7.
Menyimpan
sedikit nutrisi
Sifat-sifat
otot adalah sebagai berikut:
1.
Eksitabilitas:
kapasitas otot untuk merespon suatu stimulus
2. Kontraktilitas: kemampuan otot
untuk memendek dan memunculkan kekuatan menarik
3. Ekstensibilitas: otot
dapat tertarik kembali ke panjang
semula.
4. Elastisitas: kemampuan otot
untuk kembali ke panjang semula setelah
tertarik.
B.
Sistem Muscular pada Pisces
Sistem otot atau urat daging adalah
sekumpulan blok daging yang mendapatkan energi melalui pembuluh darah dan
berfungsi untuk mengatur pergerakan pada ikan dibantu oleh sistem rangka.
Fungsi lain disamping mengatur gerak, otot juga berperan memberikan bentuk
tubuh ikan.
Secara umum urat daging berfungsi untuk
menggerakkan bagian-bagian tertentu dari tubuh ikan hingga ikan mampu berenang.
Ikan bisa berenang karena otot-otot yang berkontraksi dari sisi ke sisi, depan
belakang. Tubuh ikan akan menekan tekanan air dan bergerak ke depan. Sistem
otot ikan dibagi atas tiga macam, yaitu: otot halus (smooth muscle), otot
bergaris (striated muscle) dan otot jantung (cardiac muscle).
Sistem Otot Ikan
Otot
bergaris yang termasuk voluntary muscle atau yang bekerja secara langsung
terdapat pada empat bagian tubuh ikan, yaitu:
1.
Occulomotor
a.
Jumlahnya
3 pasang
b.
Berfungsi
untuk menggerakkan mata
2.
Hypobranchial
a.
Terdapat
pada dasar pharynx, rahang dan lengkung insang
b.
Berfungsi
sebagai pengembang
3.
Branchiomeric
a.
Terletak
pada wajah, rahang dan lengkung insang
b.
Berfungsi
sebagai pengerut
4.
Otot
appendicular
a.
Terletak
di dasar sirip
b.
Berfungsi
untuk menggerakkan sirip
Bagian-Bagian Otot Ikan
Untuk
melihat dengan jelas bagian-bagian urat daging, maka perlu dibuat sayatan
melintang pada tubuh ikan agak ke caudal (potongan tegak lurus melalui tulang
punggung). Setelah terpotong dua maka tampaklah otot-otot yang tersusun dalam
lingkaran-lingkaran konsentris. Potongan otot yang berupa lingkaran-lingkaran
konsentris ini disebabkan karena otot-otot tersebut tersusun secara rapi dari
cranial ke caudal oleh lapisan-lapisan otot yang berbentuk kerucut dan disebut
coni musculi. Coni musculi ini tersusun secara segmental dan disebut myomer
(ikan yang masih embrio) atau myotome (ikan yang sudah dewasa). Antara satu
myomer dengan myomer lainnya dipisahkan oleh suatu pembungkus yang disebut
myocommata atau myoseptum. Otot-otot yang terletak di bagian sebelah kiri dan
kanan tubuh dipisahkan oleh suatu sekat yang disebut septum vertical. Oleh
suatu sekat yang disebut septum horisontal atau horisontal skeletogenous
septum, otot-otot pada tubuh ikan terbagi atas dua daerah yaitu:
1.
Musculi
dorsalis atau musculi epaxialis, yaitu kumpulan otot-otot yang terdapat di
sebelah dorsal septum horisontal
2.
Musculi
ventralis atau musculi hypaxialis, yaitu kumpulan otot-otot yang terletak di
sebelah ventral septum horisontal
Pada
daerah septum horisontal terdapat jaringan otot berwarna merah banyak
mengandung lemak yang disebut mud stripe (red muscle) atau musculus lateralis
superficialis. Otot yang berwarna merah berfungsi untuk meningkatkan panas
tubuh karena dialiri darah yang mengandung oksigen lebih banyak. Jika suhu laut
19,2°C, sedangkan pada otot berwarna putihnya 21,3 – 29,3°C.
Daging
merah ikan adalah lapisan daging ikan yang berpigmen kemerahan sepanjang tubuh
ikan di bawah kulit tubuh. Jumlah daging merah bervariasi mulai kurang dari 1-2
% pada ikan yang tidak berlemak hingga 20% pada ikan yang berlemak. Diameter
sel atau jaringan otot pada daging merah lebih kecil (Okada, 1990).
Ikan-ikan
yang hidup di daerah dingin, misalnya sekitar kutub biasanya memiliki otot yang
berwarna merah juga berkembang baik pada ikan oceanic yang berenang cepat. Pada
suhu perairan 20°C ikan terbang (flying fish), barracuda, macrekel dan ikan
sejenisnya mengalami kenaikan suhu hingga 6°C dari suhu perairan.
C.
Sistem Muscular pada Amphibi
Sistem Otot Amphibi Sistem otot pada amfibi, seperti
sistem-sistem organ yang lain sebagai transisi antara ikan dan reptil. Sistem
otot pada ikan berpusat pada gerakan tubuh ke lateral, membuka dan menutup
mulut serta gill apertura (operculum atau penutup lubang/celah insang) dan
gerakan sirip yang relatif sederhana. Kebutuhan hidup di darat mengubah susunan
ini.
Sistem otot aksial pada amfibi masih metamerik seperti pada
ikan, tetapi tampak tanda-tanda perbedaan sekat horizontal membagi otot dorsal
dan ventral. Bagian dari sistem otot epaksial atau dorsal mempengaruhi gerakan
kepala. Otot ventral, adalah menjadi bukti dalam pembagian otot-otot setiap
segmen tubuh amfibi. Selanjutnya, otot hipaksial terlepas atau terbagi dalam
lapisan-lapisan, kemudian membentuk otot-otot oblique eksternal, oblique
internal dan otot tranversus, sedangkan otot dermal sangat kurang. Berbagai
macam gerakan pada amfibi, yaitu berenang, berjalan, meloncat atau memanjat,
melibatkan perkembangan berbagai tipe otot. Beberapa di antaranya terletak di
tungkai itu sendiri dan berupa otot-otot intrinsic.
Sistem otot pada amfibi sangat bervariasi, seperti pada
salamander yang hidup di air memiliki sistem otot yang mirip dengan ikan,
sementara sistem otot pada spesies yang hidup di darat seperti pada katak
sangat berbeda. Metameris tampak jelas pada salamander, caecilians, dan pada
larva anura. Miomer epaksial membentuk berkas serabut otot yang memanjang
melewati beberapa segmen tubuh. Otot-otot tersebut sebahagian tersembunyi
dibawah otot-otot apendikular, memanjang dari kolumna vertebra dari bagian
dasar tengkorak sampai pada ujung ekor. Massa otot-otot hipaksial pada beberapa
jenis amfibi sudah kehilangan pola segmental dan membentuk lembaran otot
(eksternal oblique, internaloblique, dan transversal), khususnya pada daerah
abdominal.
Otot-otot
apendikular pada sebahagian besar amfibi jauh lebih kompleks dibandingkan
dengan ikan, sesuai dengan kehidupan di darat. Pada amfibi, tungkai digunakan
untuk menyokong seluruh bobot tubuh. Pada amfibi, otot-otot dari lengkung
vissera yang pertama berperan untuk menggerakkan rahang. Beberapa otot-otot
pada lengkung vissera yang kedua tetap berhubungan dengan rahang bawah,
sedangkan otot-otot pada lengkung vissera yang ketiga berperan menggerakkan
tulang rawan pada insang khususnya pada amfibi yang memiliki insang. Pada
amfibi yang tidak memiliki insang, otot-otot tersebut tereduksi
D.
Sistem Muscular pada Reptil
Sistem
otot pada reptil mengalami modifikasi untuk mendukung organ-organ vissera,
berat badan, dan juga untuk memungkinkan beberapa jenis gerakan. Begitu juga
dengan otot-otot respirasi telah teradaptasi untuk kehidupan di darat dan
berkembang dengan baik. Reptilia memiliki sistem otot daging yang lebih
kompleks bila dibandingkan dengan amfibia, karena otot daging harus mendukung
tubuh di daratan yang bersifat lebih berat dari pada di dalam air. Selain itu
juga untuk gerakan-gerakan yang sifatnya harus cepat
Kadal
dan buaya memiliki kekuatan pada rahang karena didukung oleh otot adduktor pada
rahang. Otot ini muncul dari fossa temporal dan menyisip pada sudut kanan untuk
membuka rahang. Otot-otot adduktor memanjang dari daerah temporal menuju rahang
bawah. Otot adduktor yang utama adalah otot pterigoideus, yang muncul dari
tulang-tulang pterigoid pada langit-langit dan menyisip pada bagian posterior
rahang bawah.
Otot
pterigoideus memberi penampakan yang gemuk pada rahang kadal jantan. Otot
depresor mandibula berperan membuka rahang, muncul dari bagian belakang
tengkorak dan menyisip pada prosesus retroartikular dari mandibula, otot ini
lebih lemah dibandingkan otot-otot lain yang juga berperan menutup rahang.
Otot
aksial (otot badan) reptil mulai menunjukkan beberapa spesialisasi seperti yang
ditemukan pada mamalia. Otot reptil terutama untuk gerakan lateral tubuh dan
menggerakkan ruas-ruas tulang belakang. Hal ini bisa diamati terutama pada
bangsa ular sebab jaringan otot lengan sudah menghilang. Otot rangka pada
kura-kura dan kerabatnya sangat berkurang kecuali pada daerah leher akibat
adanya karapaks dan plastron.
Gambar
1. Otot pada kadal
Dermal
atau otot kulit berkembang baik pada reptil, dan perkembangan yang sangat baik
terjadi pada ular. Jaringan otot tungkai pada reptil menunjukkan variasi
bergatung pada tipe gerakannya
Gambar 2. Otot epaksial pada permukaan dorsal Varanus salvator
Gambar 3. Otot pada Iguana iguana (A) otot pada lapisan
terluar jika dilihat dari samping (B-D) otot hipaksial jika dilihat dari
samping yang secara berturut-turut menunjukkan lapisan yang lebih dalam (E)
otot bagian ventral. i, iliocostalis; ie, intercostales externi; ii,
intercostales interni; oep, obliquus externus profundus; oes, obliquus externus
superficialis; oi, obliquus internus; pa, pubic abdominis; ql, quadratus
lumborum; ra, rectus abdominis; rc, retrahentes costarum; t, transversalis
Disamping
fungsinya yang memungkinkan gerakan dari satu sisi ke sisi yang lain pada
kolumna vertebra, otot-otot epaksial juga melakukan fungsi yang lain yaitu mendukung,
meluruskan atau membengkokkan kolumna vertebra. Tulang rusuk terbentuk dalam
miosepta dari otot-otot dinding tubuh sepanjang kolumna vertebra pada
sebahagian besar Ular.
Terdapat
20 otot yang berbeda pada masing-masing sisi dari setiap ruas vertebra,
otot-otot tersebut menghubungkan antara satu vertebra dengan vertebra yang
lain, antara vertebra dengan tulang rusuk, dan antara tulang rusuk dan vertebra
dengan kulit, serta membantu membentuk dan mengontrol lekukan tubuh.
Otot-otot
pada dinding abdominal tidak mengalami segmentasi dan memiliki tiga lapisan,
yaitu eksternal oblique, internal oblique, dan abdominal transversal. Otot-otot
hipaksial pada dinding tubuh bagian dada dikenal sebagai otot-otot interkosta,
membantu mengangkat dan menurunkan sangkar rusuk dalam proses respirasi.
Otot-otot pada tungkai, gelang bahu, dan gelang pinggul terdiri dari otot-otot
ekstensor dorsal dan otot-otot fleksor ventral.
Dalam
membentuk gerakan kuadrupedal, otot-otot yang menempel pada humerus dan femur
mesti merotasi tulang-tulang tersebut ke depan dan ke belakang dengan tetap
mempertahankan dalam posisi horizontal pada sudut yang tepat, sehingga tubuh
tetap berada diatas substrat. Otot-otot segmental berperan menghubungkan sisik
ventral dengan kosta, kontraksi otot-otot segmental juga membantu ular bergerak
ke depan.
Otot-otot
pada lengkung faringeal yang pertama berlanjut untuk menggerakkan rahang dan
otot-otot pada lengkung faringeal yang kedua menempel pada rangka hioid.
Otot-otot pada sisa lengkung berhubungan dengan faring dan laring. Otot-otot
integumen ekstrinsik menyisip pada permukaan bawah dermis dan memungkinkan
gerakan bebas bagi kulit.
Fungsi-fungsi
otot pada reptile :
1. Trapezius : untuk memperkuat
bahu.
2. Latissimus dorsi : untuk
memperkuat punggung.
3. Interkosta : untuk mengangkat
rusuk.
4. Rectus abdominis : untuk
mengempiskan dinding perut.
5. Transverses : untuk menekan
perut, menegangkan dan menarik dinding perut.
6. External oblique : rotasi
thoraks ke sisi yang berlawanan.
7. Internal oblique : untuk
rotasi thoraks ke sisi yang sama.
8. Extensors : pergerakan
pergelangan tangan.
E.
Sistem Muscular pada Aves
Pada burung otot badan sangat temodifikasi,dengan ada pada sayap yang
berperan untuk terbang dengan adanya persatuan yang kokoh antara vertebrata
thoracale dan vertebrata lumbale otot ini kurang berfungsi kecuali di daerah
leher. Otot badan sangat temodifikasi,dengan ada nya modifikasi mussculi
apendiculares dan lebih berkembang di bagian pelvis dan pada burung juga di
temukan otot sphinchter colli yang berfungsi untuk mengusir serangga yang
hinggap di tubuh nya. Tulang kuadrat dari tengkorak mempunyai 2 permukaan
artikular dorsal. Semua tulang pelvis bersatu. Ada sebuah pigostil. Sternum
mempunyai 4 buah tekik (celah) posterior.
Burung terbang dengan cara mengepakkan sayap. Gerakan
sayap dapat dikendalikan oleh otot-otot terbang yang sangat kuat. Otot-otot
tersebut melekat pada tulang dada. Burung memiliki dua otot terbang, ketika
salah satu otot menarik ke bawah otot yang lain menarik sayap ke
atas. Bulu burung selain berfungsi untuk terbang, bulu-bulu pada burung
juga berfungsi untuk menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas
tubuhnya. Otot pada tubuhnya bekerja lebih efisien dalam keadaan hangat.
Berikut otot pada Aves (burung) antara lain :
1.
Otot punggung Aves, otot ini di bagi menjadi 3
bagian, yakni :
a.
Trapezius (otot kerudung). Terdapat di semua ruas-ruas tulang
vertebra. Berpangkal di tulang oksipital. Fungsinya mengangkat dan menarik
sendi bahu. Bagian atas menarik scapula ke bagian medial dan yang bawah menarik
ke bawah lateral.
b.
Muskulus latisimus dorsi (otot
punggung lebar), berpangkal pada ruas tulang vertebra yang kelima dari bawah fasia lumboid,
gunanya menutupi ketiak bagian belakang, menengahkan dan memutar tulang pangkal
lengan ke dalam.
c.
Muskulus lumboid (otot belah
ketupat),
berpangkal dari ujung prosesus sifoid, dari tulang leher V, ruas tulang
vertebra V, di sini menuju ke pinggir tengah tulang belikat. Gunanya
menggerakkan tulang belikat ke atas dan ke tengah.
2.
Otot antara ruas vertebra dan kosta, terdiri dari
dua:
a.
Muskulus seratus inferior superior
(otot gergaji belakang bawah). Terletak di bawah otot punggung lebar, berpangkal di fasia lumbodorsalis
dan menuju ke kosta dari bawah. Gunanya menarik tulang kosta ke bawah pada
waktu bernapas.
b.
Muskulus seratus posterior superior, terletak dibawah otot belah
ketupat. Gunanya menarik kosta ke atas waktu inspirasi.
3.
Otot Pectoralis berupa daging putih, terdiri dari :
a. Musculus pectoralis mayor, terletak di sebelah luar. Otot ini bermula dari bagian luar sternum dan
berlanjut ke ventrolateral dan humerus, kontraksinya akan menggerakkan sayap
dan mengangkat tubuh burung.
b. Musculus pectoralis minor, terletak di sebelah dalam. Otot ini bermula dari sternum (medial dan
pectoralis major) kemudian mengecil menjadi tendon ke bagian dorsal dan melekat
pada bagian dorsal posterior dari tulang humerus.
4.
Otot daging dari Femur (extremitas posterior)
Pada
prinsipnya untuk lari dan menangkap. Otot pada kaki bawah pada telak kaki
adalah sedikit, sebagai penyesuaian menghindari banyaknya panas hilang pada
bagian ini yang tidak berbulu. Gerak dari jari kaki dilakukan oleh tendon otot
daging yang bersambung dengan otot disebelah atasnya. Gerakan dari tendon ini
diperlancar dengan pelumas cairan melalui suatu saluran kecil.
F.
Sistem Muscular pada Mamalia
Periosteum |
Periosteum adalah lapisan luar tulang (seperti yang
digambarkan di atas). |
Tendon |
Tendon menempelkan otot ke tulang. |
selubung tendon |
Beberapa tendon yang dikelilingi oleh tabung kantung
ganda berlapis yang dilapisi dengan membran sinovial dan mengandung cairan
sinovial. Struktur ini disebut “selubung tendon”. Fungsi mereka adalah untuk
meminimalkan gesekan yang terkait dengan gerakan pada sendi, dan untuk
memfasilitasi pergerakan sendi. |
Fasia |
Kata “fasia” berarti perban – karena mereka memiliki
bentuk lembaran atau pita luas jaringan ikat fibrosa yang menutupi otot atau
organ, membentuk pembungkus bagian luar. |
otot rangka |
Jenis otot yang menyebabkan gerakan dari sistem
kerangka (terutama tungkai), dan kulit pada kasus otot-otot ekspresi wajah di
daerah kepala dan leher memiliki banyak nama. Ini termasuk “otot rangka”
(karena menggerakan tulang), “otot sadar” (karena biasanya di bawah kendali
sadar), dan “otot lurik” (karena mereka memiliki penampilan bergaris). |
Perimisium |
Perimysium adalah selubung fibrosa yang mengelilingi
dan melindungi bundel serat otot. |
Epimisium |
Epimysium adalah jaringan elastis berserat yang
mengelilingi otot. Biasanya ada banyak fasikula otot yang membentuk otot
tunggal. Epimysium mengelilingi total bundel banyak fasikula – dibandingkan
dengan perimysium (selubung fibrosa yang mengelilingi dan melindungi fasikula
individual, mengisi ruang antara fasikula dalam bundel fasikula yang membentuk
otot itu sendiri), dan Endomysium (jaringan ikat halus yang mengelilingi dan
melindungi setiap serat otot individual – juga dikenal sebagai “sel otot”,
maka mengisi ruang antara serat otot dalam setiap fasikula otot). |
Fasikel |
Istilah fasikel (kadang-kadang dinyatakan sebagai
“fasikulus”), mengacu pada “bundel”, seperti seikat serat otot misalnya
seperti yang digambarkan di atas, atau sebagai alternatif seikat serat saraf. |
Endomysium |
Endomysium adalah nama dari selubung jaringan ikat
halus yang mengelilingi / mencakup setiap serat otot tunggal / individu. |
Serat otot |
Serabut otot juga dikenal sebagai “sel-sel otot”
adalah sel khusus yang mampu berkontraksi, sehingga menyebabkan gerakan –
jaringan / bagian tubuh lain. |
Miofibril |
Miofibril adalah filamen kontraktil kecil yang
terletak di dalam sitoplasma sel-sel otot lurik. Filamen ini menyebabkan
munculnya ciri otot rangka = sadar = otot lurik karena mereka terdiri dari
garis bolak balik indeks bias tinggi dan rendah. |
Otot rangka (otot skelet) merupakan
organ utama dari sistem otot yang menyusun tubuh mamalia. Sistem ini terutama
terdiri dari otot lurik dan jaringan ikat, mengandung jaringan syaraf yang
mengontrol kontraksi otot, dan jaringan epitel yang melapisi bagian dalam dari
jaringan pembuluh darah.
Sebagian besar otot skelet melekat
pada tulang melalui tendon dengan melalui satu sendi, kecuali otot yang melekat
pada kulit. Bila otot berkontraksi maka tulang akan bergerak mengitari sumbu
sendi, dengan demikian tulang berfungsi sebagai pengungkit. Bagian tendon yang
melekat pada tulang-tulang yang relatif bergerak disebut insersi. Hal ini bisa
diibaratkan dengan jendela dorong yang sedang terbuka yang dipasang per pada
daun jendelanya. Bagian per yang melekat pada kusen disebut origo, sedangkan
bagian per yang melekat pada daun jendelanya adalah insersi. Per sendiri
sebagai otot sedangkan engsel jendela sebagai sendi.
Satu otot sebagai organ hanya
mempunyai satu aksi tertentu saja yaitu mengerakkan satu bagian tertentu.
Sedangkan kerjasama semua otot tubuh sebagai satu sistem akan menghasilkan
semua gerakan tubuh kita yang terkoordinasi.
Otot yang diharapkan melakukan
gerak tertentu disebut otot agonis, misalnya untuk meluruskan (ektensi) sendi
siku otot agonisnya ialah musculus triceps brachii. Sedangkan musculus (otot)
biceps brachii yang menyebabkan fleksi (membengkokkan) sendi siku di sini
disebut otot antagonis terhadap otot triceps brachii karena otot biceps brachii
mempunyai arah gerakan yang berlawanan dengan otot triceps brachii.
Untuk gerak ekstensi sendi siku,
otot biceps brachii (antagonis) harus relaksasi karena bila keduanya (biceps
dan triceps) bersamaan berkontraksi akan terjadi fiksasi sendi siku. Sedangkan
otot-otot yang membantu gerakan otot agonis dan mengurangi gerakan-gerakan yang
tidak diperlukan disebut otot sinergis, misal otot deltoid dan pectoralis mayor
memfiksasi sendi bahu agar fleksi pada sendi siku oleh biceps lancar.
Mekanisme
Dibalik mekanisme otot yang secara
eksplisit hanya merupakan gerak mekanik itu. Terjadilah beberapa proses kimiawi
dasar yang berseri demi kelangsungan kontraksi otot. Hampir semua jenis makhluk
hidup memiliki kemampuan untuk melakukan pergerakan. Fenomena pergerakan ini
dapat berupa transport aktif melalui membran translokasi polimerase DNA
sepanjang rantai DNA, dan lain-lain termasuk kontraksi otot.
Terdapat pula macam-macam otot
yang berbeda pada vertebrata khususnya mamalia. Yang pertama ialah otot
jantung, yaitu otot yang menyusun dinding jantung. Otot polos terdapat pada
dinding semua organ tubuh yang berlubang (kecuali jantung). Kontraksi otot
polos yang umumnya tidak terkendali, memperkecil ukuran struktur-struktur yang
berlubang ini. Pembuluh darah, usus, kandung kemih dan rahim merupakan beberapa
contoh dari struktur yang dindingnya sebagian besar terdiri atas otot polos.
Sehingga kontraksi otot polos melaksanakan bermacam-macam tugas seperti
meneruskan makanan kita dari mulut ke saluran pencernaan, mengeluarkan urin dan
mengirimkan bayi ke dunia. Otot kerangka, seperti namanya adalah otot yang
melekat pada kerangka. Otot ini dikendalikan dengan sengaja. Kontraksinya
memungkinkan adanya aksi yang disengaja seperti berlari, berenang, mengerjakan
alat-alat, dan bermain bola. Akan tetapi, apabila otot jantung, otot polos,
ataupun otot kerangka atau lurik memberikan suatu ciri, maka otot tersebut
merupakan alat yang menggunakan energi kimia dan makanan untuk melakukan kerja
mekanisme.
Jenis-jenis
otot
1. Otot polos
Otot
polos terdiri dari sel-sel otot polos. Sel otot ini bentuknya seperti gelendongan,
dibagian tengah terbesar dan kedua ujungnya meruncing. Otot polos memiliki
serat yang arahnya searah panjang sel tersebut miofibril. Serat miofilamen dan
masing-masing mifilamen terdiri dari protein otot yaitu aktin dan miosin. Otot
polos bergerak secara teratur, dan tidak cepat lelah. Walaupun tidur. Otot
masih mampu bekerja. Otot polos terdapat pada alat-aat dinding tubuh dalam,
misalnya pada dinding usus, dinding pembuluh darah, pembuluh limfe, dinding
saluran pencernaan, trakea, cabang tenggorok, pada muskulus siliaris mata, otot
polos dalam kulit, saluran kelamin dan saluran ekskresi.
Cara kerja otot polos
Bila
otot polos berkontraksi, maka bagian tengahnya membesar dan otot menjadi
pendek. Kerutan itu terjadi lambat, bila otot itu mendapat suatu rangsang maka
reaksi terhadap berasal dari susunan saraf tak sadar (otot involunter), oleh
karena itu otot polos tidak berada di bawah kehendak. Jadi bekerja di luar
kesadaran kita.
2. Otot lurik
Sel-sel
otot lurik berbentuk silindris atau seperti tabung dan berinti banyak, letaknya
di pinggir, panjangnya 2,5 cm dan diameternya 50 mikron. Sel otot lurik ujung
selnya tidak menunjukkan batas yang jelas dan miofibril tidak homogen akibatnya
tampak serat-serat lintang. Otot-otot rangka mempunyai hubungan dengan tulang
dan berfungsi menggerakkan tulang. Otot ini bila di lihat di bawah mikroskop,
maka tampak susunannya serabut-serabut panjang yang mengandung banyak inti sel,
dan tampak adanya garis-garis terang di selingi gelap yang melintang.
Otot-otot
kulit seperti yang terdapat pada roman muka termasuk otot-otot lurik berada di
bawah kehendak kita. Perlekatannya pada tulang dan kulit, tetapi ada juga
terdapat dalam kulit seluruhnya. Otot-otot yang merupakan lingkaran di sebuah
otot lingkaran, misalnya otot yang mengelilingi mulut dan mata.
Cara kerja otot lurik
Bila
otot lurik berkontraksi, maka menjadi pendek dan setiap serabut turut dengan
berkontraksi. Otot-otot jenis ini hanya berkontraksi jika di rangsangan oleh
rangsangan saraf sadar (otot valunter). Kerja otot lurik adalah bersifat sadar,
karena itu disebut otot sadar, artinya bekerja menurut menurut kemauan, karena
itu di sebut otot sadar, artinya bekerja menurut kemauan atau perintah otak.
Reaksi kerja otot lurik terhadap perangsang cepat tapi tidak tahan kelelahan.
3. Otot jantung
Otot
jantung merupakan otot “istimewa”. Otot ini bentuknya seperti otot lurik
perbedaannya ialah bahwa serabutnya bercabang dan bersambung satu sama lain.
Berciri merah khas dan tidak dapat dikendalikan kemauan. Kontraksi tidak di
pengaruhi saraf, fungsi saraf hanya untuk percepat atau memperlambat kontraksi
karena itu disebut otot tak sadar. Otot jantung di temukan hanya pada jantung
(kor), mempunyai kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis dan
gerakan tanpa tergantung pada ada tidaknya rangsangan saraf. Cara kerja otot
jantung ini disebut miogenik yang membedakannya dengan neurogenik.
Kesimpulan
Sistem otot atau urat daging
pada ikan adalah sekumpulan blok daging yang mendapatkan energi melalui
pembuluh darah dan berfungsi untuk mengatur pergerakan pada ikan dibantu oleh
sistem rangka. Ikan bisa berenang karena otot-otot yang berkontraksi dari sisi
ke sisi, depan belakang. Untuk melihat dengan jelas bagian-bagian urat daging,
maka perlu dibuat sayatan melintang pada tubuh ikan agak ke caudal (potongan
tegak lurus melalui tulang punggung). Setelah terpotong dua maka tampaklah
otot-otot yang tersusun dalam lingkaran-lingkaran konsentris.
Sistem otot aksial pada amfibi
masih metamerik seperti pada ikan, tetapi tampak tanda-tanda perbedaan sekat
horizontal membagi otot dorsal dan ventral. Bagian dari sistem otot epaksial
atau dorsal mempengaruhi gerakan kepala. Otot ventral, adalah menjadi bukti
dalam pembagian otot-otot setiap segmen tubuh amfibi. Selanjutnya, otot
hipaksial terlepas atau terbagi dalam lapisan-lapisan, kemudian membentuk
otot-otot oblique eksternal, oblique internal dan otot tranversus, sedangkan
otot dermal sangat kurang.
Sistem otot pada reptil
mengalami modifikasi untuk mendukung organ-organ vissera, berat badan, dan juga
untuk memungkinkan beberapa jenis gerakan yang sifatnya harus cepat. Begitu
juga dengan otot-otot respirasi telah teradaptasi untuk kehidupan di darat dan
berkembang dengan baik. Reptilia memiliki sistem otot daging yang lebih
kompleks bila dibandingkan dengan amfibia, karena otot daging harus mendukung
tubuh di daratan yang bersifat lebih berat dari pada di dalam air.
Pada burung otot badan sangat
temodifikasi menjadi otot terbang pada sayap yang melekat pada tulang dada. Gerakan sayap dapat
dikendalikan oleh otot-otot terbang yang sangat kuat. Burung memiliki dua otot terbang, ketika
salah satu otot menarik ke bawah otot yang lain menarik sayap ke atas. Sayap yang berperan untuk terbang
dengan adanya persatuan yang kokoh antara vertebrata thoracale dan vertebrata
lumbale otot ini kurang berfungsi kecuali di daerah leher.
Bila dibandingkan dengan vertebrata rendah mamalia memiliki musculus
segmen pada vertebrae dan costae lebih sedikit dan sehubungan dengan pekerjaan
yang lebih banyak pada kepala, leher dan ekstremitas berkembang baik. Salah
satu ciri mamalia yaitu rongga tubuh terbagi atas 2 bagian oleh otot daging
melintang diagraphma yang diliputi oleh peritonium.
Daftar
Pustaka
Jasin. (1984). Hewan Invertebrata dan
Vertebrata. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Okada, M.
(1990). Fish and Raw Material in Science
of Processing Marine Food Product. Vol 1. Japan Internasional Coorporation
Agency. Hyoga Internatinal Center Japan
Sukiya.
(2003). Biologi Vertebrata. Universitas Negeri Yogyakarta: JICA.
0 Komentar untuk "MAKALAH ANATOMI HEWAN SISTEM MUSCULAR CHORDATA"