BAB I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Setiap manusia adalah insan pembelajar yang artinya setiap waktu yang dialami adalah pengalaman yang hendaknya dapat diambil sebagai pelajaran. Menurut Syah dalam Jihad dan Haris (2013) belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya. Pada dasarnya belajar merupakan tahapan perilaku siswa yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Sekolah adalah lembaga yang memiliki tujuan untuk membelajarkan dan mendidik siswa, tentunya untuk menjalankan proses atau kegiatan belajar mengajar dibutuhkan ide, rancangan, metode hingga model agar terlaksana dengan baik sesuai tujuan yang diharapkan. Ringkasnya, sebuah lembaga pendidikan harus mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Sama halnya dengan sekolah, pendidikan yang diselenggarakan di rumah dari orang tua untuk anak memiliki aturan dan ciri tertentu tergantung bagaimana keinginan orang tua. Ingin seperti apa anaknya kelak? Namun ada yang membedakan keduanya yaitu dokumen tertulis, rencana terstruktur dan penilaian yang tidak ditemui dimanapun kecuali sekolah formal. Disitulah letak keistimewaan sekolah dan lembaga pendidikan formal lainnya, semua memiliki kurikulum. Melalui makalah ini, dapat diketahui pengertian, komponen, dan peranan kurikulum yang dibahas secara singkat.
BAB II
Isi
A.
Pengertian
Kurikulum
Dari segi
bahasa, kurikulum berasal dari bahasa Latin yang currere yang berarti “lapangan pertandingan” (race course) yaitu, arena tempat peserta didik berlari untuk
mencapai tujuan akhir. Pada tahun 1955 istilah kurikulum baru dipakai dalam
bidang pendidikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kurikulum
adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan.
Bila
ditelusuri ternyata kurikulum memiliki berbagai macam arti, di antaranya ialah
: (a) sebagai rencana pelajaran pengalaman belajar yang diperoleh murid, (b)
merupakan seperangkat rencana dan peraturan, mengenai isi dan bahan pelajaran,
serta cara yang digunakannya dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar
(Puskur, 2007 : 6)
Pengertian Kurikulum Menurut Definisi Para Ahli
1.
Pengertian Kurikulum Menurut Daniel Tanner dan Laurel
Tanner, pengertian
kurikulum adalah pengalaman pembelajaran yang terarah dan terencana secara
terstuktur dan tersusun melalui proses rekontruksi pengetahuan dan pengalaman
secara sistematis yang berada dibawah pengawasan lembaga pendidikan sehingga
pelajar memiliki motivasi dan minat belajar.
2.
Pengertian kurikulum Menurut Inlow (1966) : Pengertian kurikulum adalah usaha
menyeluruh dirancang khusus oleh sekolah dalam membimbing murid memperoleh hasil
dari pelajaran yang telah ditentukan.
3.
Pengertian Kurikulum Menurut Hilda Taba (1962) : Pengertian kurikulum sebagai a plan
of learning yang berarti bahwa kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan untuk
dipelajari oleh siswa yang memuat rencana untuk peserta didik. Dalam bukunya "Curriculum
Development Theory and Pratice".
4.
Pengertian Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968) : Pengertian kurikulum adalah sebuah
pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan dengan individu dan berkelompok
baik di luar maupun di dalam sekolah.
5.
Pengertian Kurikulum Menurut George A. Beaucham (1976) : Pengertian kurikulum adalah dokumen
tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik
melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam
kehidupan sehari-hari
6.
Pengertian Kurikulum Menurut Menurut Neagley dan Evans
(1967) : Pengertian
kurikulum adalah semua pengalaman yang telah dirancang oleh pihak sekolah untuk
menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang
paling baik
7.
Pengertian Kurikulum Menurut UU. No. 20 Tahun 2003 : Pengertian kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pengajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
8.
Pengertian Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973) : Pengertian kurikulum adalah kelompok
pengajaran yang sistematik atau urutan subjek yang dipersyaratkan untuk lulus
atau sertifikasi dalam pelajaran mayor
9.
Pengertian Kurikulum Menurut Grayson (1978) : Pengertian kurikulum adalah suatu
perencanaan untuk mendapatkan pengeluaran (out-comes) yang diharapkan dari
suatu pembelajaran
10. Pengertian Kurikulum Menurut Murray
Print : Pengertian
kurikulum adalah sebuah ruang pembelajaran yang terencana diberikan secara
langsung kepada siswa oleh sebuah lembaga pendidikan dan pengalaman yang dapat
dinikmati semua siswa pada saat kurikulum diterapkan.
11. Pengertian Kurikulum Menurut Crow
and Crow : Pengertian
kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun
secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah.
Banyak
pendapat mengenai arti kurikulum, namun inti kurikulum sebenarnya adalah
pengalaman belajar yang banyak kaitannya dengan melakukan berbagai kegiatan,
interaksi sosial, di lingkungan sekolah, proses kerja sama dengan kelompok,
bahkan interaksi dengan lingkungan fisik seperti gedung sekolah atau ruang
sekolah. Dengan demikian, pengalaman itu bukan sekedar mempelajari mata
pelajaran, melainkan yang terpenting adalah pengalaman kehidupan. Secara
sederhana kurikulum dapat diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
B.
Komponen Kurikulum
Menurut
Daniel Tanner dan Laurel Tanner, kurikulum adalah pengalaman pembelajaran yang
terarah dan terencana secara terstruktur dan tersusun melalui proses rekonstruksi
pengetahuan dan pengalaman secara sistematis yang berada dibawah pengawasan
lembaga pendidikan sehingga pelajar memiliki motivasi dan minat belajar.
Tentunya, dalam proses rekonstruksi pengetahuan dan pengalaman tersebut
terdapat komponen-komponen yang saling berkaitan. Disarikan dari buku Soetopo
dan Soemanto (1982) komponen kurikulum dibagi menjadi 4, yaitu:
1. Tujuan
Kurikulum sebagai program
pendidikan yang diterapkan di sekolah diharapkan dapat mencapai tujuan
pendidikan. Dalam kurikulum suatu sekolah mengandung dua tujuan, yaitu :
a. Tujuan
yang ingin dicapai sekolah secara keseluruhan
Tujuan yang ingin dicapai
oleh suatu sekolah ini disebut dengan tujuan institusional. Tujuan ini biasanya
menggambarkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diharapkan oleh sekolah
bagi siswa setelah mereka selesai menempuh program pendidikan tersebut. Tujuan
institusional kemudian ditetapkan tujuan-tujuan dalam setiap bidang studi.
b. Tujuan
yang ingin dicapai dalam setiap bidang studi
Setiap
bidang studi memiliki tujuan yang berbeda-beda. Tujuan tersebut dibagi menjadi
dua, yaitu tujuan kurikuler dan tujuan instruksional yang kemudian dijadikan
pedoman untuk menentukan bahan pembelajaran dalam setiap bidang studi.
2. Materi
Materi
kurikulum diwujudkan dalam bentuk materi pelajaran atau pengetahuan. Materi
kurikulum mencakup berbagai aspek yang kemudian dituangkan dalam kegiatan atau
aktivitas yang harus dilakukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
3. Strategi
Strategi
merupakan salah satu bentuk implementasi dari kurikulum itu sendiri. Strategi
dalam kurikulum tergambar dari langkah-langkah yang ditempuh dalam mewujudkan
tujuan pembelajaran. Langkah-langkah yang ditempuh juga mencakup metode yang
digunakan dalam pembelajaran. Pemilihan strategi dalam pembelajaran ini
disesuaikan dengan materi, kondisi siswa, sarana dan prasarana penunjang.
4. Evaluasi
Evaluasi
kurikulum adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari komponen kurikulum.
Melalui evaluasi kurikulum dapat dilihat ketercapaian tujuan pembelajaran.
Selain itu, dengan adanya evaluasi kurikulum dapat diketahui bagian mana yang
perlu disempurnakan. Evaluasi kurikulum juga berguna untuk melakukan perbaikan
mengenai strategi pembelajaran yang digunakan. Sehingga dengan adanya evaluasi
kurikulum diharapkan dapat memperbaiki sistem pendidikan.
C.
Peranan Kurikulum
Menurut Sariono (tanpa tahun),
kurikulum diartikan sebagai sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang
tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus
dilakukan siswa , strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang
dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta
implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata.
Dengan adanya rancangan secara
tertulis ciri dari pendidikan di sekolah dapat terlihat, maka kurikulum merupakan syarat bagi pendidikan di sekolah.
Ini berarti bahwa kurikulum tidak bisa lepas dari pendidikan. Suatu pendidikan
tanpa kurikulum memang bisa dilaksanakan seperti yang kita temui di rumah,
contohnya seorang ibu yang mendidik anaknya. Namun, akan timbul pertanyaan
bagaimana cara melakukan evaluasi di rumah? Lantas bagaimana cara menentukan
berhasil dan tidaknya pencapaian tujuan pendidikan? Jadi, keberadaan kurikulum
akan mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan
pendidikan.
Kurikulum menyiapkan peserta didik
dalam menghadapi tantangan-tantangan dimasa depan. Kurikulum tidak cukup hanya
dengan mengarahkan peserta didik pada penguasaan materi pembelajaran (content
oriented) saja tetapi perlu dikembangkan dengan berorientasi kepada kehidupan
peserta didik dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini adalah tanda
bahwa kurikulum memiliki kedudukan dan fungsi tertentu. Menurut McNeil,
(Sariono, tanpa tahun : 3) kurikulum memiliki empat fungsi yaitu fungsi
pendidikan umum/ common and general education, suplementasi/supplementation,
eksplorasi/exploration dan keahlian/specialization.
1.
Fungsi
pendidikan umum (common
and general education)
Fungsi pendidikan umum
yaitu fungsi kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi
anggota masyarakat yang bertanggung jawab sebagai warga Negara yang baik dan
bertanggung jawab. Kurikulum harus memberikan pengalaman belajar kepada setiap
peserta didik agar mampu menginternalisasi nilai-nilai dalam kehidupan,
memahami setiap hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat dan makhluk
sosial. Dengan demikian fungsi kurikulum harus diikuti oleh setiap siswa pada
jenjang dan level aau jenis pendidikan manapun
2.
Suplementasi
(supplementation)
Setiap peserta didik
memiliki perbedaan baik kognitif, psikomotorik dan afektif. Kurikulum sebagai
alat pendidikan seharusnya memberi pelayanan kepada setiap siswa sesuai dengan
perbedaan tersebut. Dengan demikian, setiap anak memiliki kesempatan untuk
menambah kemampuan dan wawasan yang lebih baik sesuai dengan minat dan
bakatnya.
3.
Eksplorasi
(exploration)
Fungsi eksplorasi
mempunyai makna bahwa kurikulum harus dapat menemukan dan mengembangkan minat dan
bakatnya, sehingga memungkinkan mereka akan belajar tanpa adanya paksaan. Oleh
karena itu para pengembang kurikulum mesti dapat menggali rahasia keterbakatan
anak yang kadang-kadang tersembunyi.
4.
Keahlian
(specialization)
Kurikulum berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan keahliannya yang didasarkan atas
minat dan bakat siswa. Dengan demikian kurikulum harus memberi pilihan berbagai
bidang keahlian, misalnya perdagangan , pertanian, industri atau disiplin akademik
seperti penggolongan MIA (matematika dan ilmu alam) dan IIS (ilmu-imu sosial).
Bidang-bidang semacam itu diberikan sebgai pilihan yang pada akhirnya setiap
peserta didik memiliki keterampilan sesuai dengan bidang spesialisasinya. Untuk
itu pengembangan kurikulum harus melibatkan para spesialis untuk menentukan
kemampuan apa yang harus dimiliki setiap siswa sesuai dengan bidang
keahliannya.
Menurut
Alexander Inglis, fungsi kurikulum
meliputi :
1.
Fungsi
Penyesuaian, karena individu hidup dalam lingkungan,
sedangkan lingkungan tersebut senantiasa berubah dan dinamis, maka setiap
individu harus mampu menyesuaikan diri secara dinamis. Dan di balik lingkungan
pu n harus disesuaikan dengan kondisi perorangan, disinilah letak fungsi
kurikulum sebagai alat pendidikan menuju individu yang well adjusted
2.
Fungsi
Integrasi, kurikulum berfungsi mendidik
pribadi-pribadi yang terintegrasi. Oleh karena itu individu itu sendiri
merupakan bagian integral dari masyarakat, maka pribadi yang terintegrasi itu
akan memberikan sumbangan dalam rangka pembentukan atau pengintegrasian
masyarakat.
3.
Fungsi
Diferensiasi, kurikulum perlu memberikan pelayanan
terhadap perbedaan-perbedaan perorangan dalam masyarakat. Pada dasarnya
diferensiasi akan mendorong orang berpikir kritis dan kreatif, dan ini akan
mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat.
4.
Fungsi
Persiapan, kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa
agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk jangkauan yang lebih jauh atau
terjun ke masyarakat. Mempersiapkan kemampuan sangat perlu, karena sekolah
tidak mungkin memberikan semua apa yang diperlukan atau semua apa yang menarik
minat mereka.
5.
Fungsi
Pemilihan, antara keperbedaan dan pemilihan
mempunyai hubungan yang erat. Pengakuan atas perbedaan berarti pula diberikan
kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang diinginkan dan menarik
minatnya. Ini merupakan kebutuha yang sangat ideal bagi masyarakat yang
demokratis, sehingga kurikulum perlu diprogram secara fleksibel.
6. Fungsi Diagnostik, salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan mengarahkan para siswa agar mereka mampu memahami dan menerima dirinya sehingga dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki. Ini dapat dilakukan bila mereka menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimiliki melalui eksplorasi dan prognosa. Fungsi kurikulum dalam mendiagnosa dan membimbing siswa agar dapat mengembangkan potensi secara optimal.
Kurikulum juga memiliki fungsi praksis
antara lain :
1. Fungsi
bagi sekolah yang bersangkutan yakni sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan
pendidikan sehari-hari
2. Fungsi
bagi sekolah yang diatasnya adalah untuk menjamin adanya pemeliharaan
keseimbangan proses pendidikan
3. Fungsi
bagi masyarakat dan pemakai lulusan.
Dengan mencermati fungsi diatas maka
kurikulum selain berfungsi bagi siswa, juga berfungsi bagi setiap orang atau
lembaga yang berhubungan langsung maupun tidak dengan penyelenggaraan
pendidikan formal. Dalam
penyelenggaraan pendidikan formal, kurikulum sebagai program pendidikan yang
telah direncanakan secara sistematis memiliki peran sebagai berikut :
1.
Peran
Konservatif
Kurikulum bertanggung
jawab dalam mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial kepada generasi
muda. Dengan demikian, sekolah sebagai suatu lembaga sosial dapat mempengaruhi
dan membina tingkah laku siswa dengan nilai-nilai yang melekat pada masyarakat.
Pendidikan itu sendii berfungsi sebagai jembatan antara siswa dengan orang
dewasa dalam proses pembudayaan yang semakin berkembang menjadi lebih kompleks
dan disinilah peranan kurikulu sangat berarti.
Contoh peran konservatif
kurikulum adalah lembaga pendidikan yang mentransmisikan budaya jawa dengan
memberlakukan peraturan menggunakan
bahasa jawa sebagai bahasa pengantar di kelas khusus pada hari Kamis dan
menambahkan muatan lokal Karawitan.
2.
Peran
Kritis/Evaluatif
Kebudayaan bersifat
dinamis, dan sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada melainkan juga
meniai, memilih unsur –unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal ini
kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan menekankan pada
unsur berpikir kritis. Nilai-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan
masa mendatang dihilangkan dan diadakan modifikasi dan perbaikan, sehingga
kurikulum perlu mengadakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu.
3.
Peran
Kreatif
Kurikulum melakukan
kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam arti mencipta dan menyusun
sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan masa yang akan
datang dalam masyarakat. Guna membantu setiap individu mengembangkan semua
potensi yang ada padanya, maka kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman,
cara berpikir, kemampuan dan keterampilan yang baru yang bermanfaat bagi
masyarakat. Sebagai program pendidikan yang berperan kreatif, contoh
implementasinya adalah kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa di perguruan
tinggi yang dikembangkan sesuai dengan jenisnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kurikulum
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran tentunya, dalam proses
rekonstruksi pengetahuan dan pengalaman tersebut terdapat komponen-komponen
yang saling berkaitan. Komponen tersebut diantaranya tujuan, materi, strategi,
dan evaluasi. Dengan adanya komponen tersebut diharapkan kurikulum dapat
menjalankan perannya yaitu peran
konservatif, kritis/evaluatif dan kreatif agar terlahir luaran atau produk
kurikulum sesuai dengan harapan dan ideologi bangsa.
0 Komentar untuk "PENGERTIAN, KOMPONEN DAN PERANAN KURIKULUM"