CEDERA ALAT GERAK



     Secara umum anatoni tubuh manusia diciptakan secara sempurna berdasar fungsi kegunaannya mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki serta berbagai sel, jaringan dan organ yang menyusunnya. Akan tetapi manusia mempunyai keterbatasan kondisi dalam setiap inchi tubuhnya. Salah satu keterbatasan tersebut adalah manusia dapat mengalami cedera baik secara ringan maupun berat. Manusia dapat mengalami cedera otot dan rangka dengan berbagai penyebab. Disini akan kita bahas berkaitan dengan Cedera Otot dan Rangka.
     Cedera otot dan rangka secara garis besar terdiri dari :
     a. Fracture
     b. Dislokasi
     c. Starin
     d. Sprain

     Mari Kita Bahas Lebih Detail.....

A. FRAKTURE
     1. FRACTUR dapat diartikan sebagai terputusnya jaringan tulang, baik seluruhnya atau sebagian,karena adanya gaya yang melebihi elastisitas tulang.
     Terjadinya Fracture bisa dikarenadan dari beberapa penyebab, yang diantaranya :
     a. Gaya Langsung dimana bagian tubuh yang mengalami cedara patah tulang merupakan bagian yang berbenturan secara langsung dengan objek yang lebih keras.
     b. Gaya tidak langsung merupakan dimana bagian yang terbentur tidak mengalami cidera, akan tetapi yang cidera pada bagian yang didekatnya.
     d. gaya puntir dimana terjadi cidera jaringan lunak akibar terpuntir melebihi elastisitasnya

2. Jenis fracture terbagi menjadi dua, yaitu open fracture dan closed fracture.
   Perbedaan dari kedua jenis fracture tersebut sangat mencolok yaitu apabila closed fracture patahan tulang tidak terlihat, akan tetapi dijenis open fracture tulang akan terlihat keluar dan melukai jaringan lunak. 

3. Pembagian Fracture
   Fraktur berdasarkan derajat atau luas garis fraktur terbagi atas 3, yaitu : 1) Complete dimana tulang patah terbagi menjadi dua bagian ( fragmen ) atau lebih, serta incomplete ( parsial ). 
   a. Fraktur parsial terbagi menjadi:
      1) Fissure/Crack/Hairline – tulang terputus seluruhnya tetapi masih tetap di tempat, biasa terjadi pada tulang pipih
      2) Greenstick Fracture – biasa terjadi pada anak-anak dan pada os radius, ulna, clavicula, dan costae
      3) Buckle Fracture – fraktur di mana korteksnya melipat ke dalam

   b. Berdasarkan garis patah/konfigurasi tulang dibagi menjadi 3 :
      1) Transversal - garis patah tulang melintang sumbu tulang (80-100o dari sumbu tulang)
      2) Oblik - garis patah tulang melintang sumbu tulang (<80o atau >100o dari sumbu tulang)
      3) Longitudinal - garis patah mengikuti sumbu tulang
      4) Spiral - garis patah tulang berada di dua bidang atau lebih
      5) Comminuted - terdapat 2 atau lebih garis fraktur

   c. Berdasarkan hubungan antar fragmen fraktur:
      1) Undisplace - fragmen tulang fraktur masih terdapat pada tempat anatomisnya
      2) Displace - fragmen tulang fraktur tidak pada tempat anatomisnya, terbagi atas:
         a) Shifted Sideways - menggeser ke samping tapi dekat
         b) Angulated - membentuk sudut tertentu
         c) Rotated - memutar
         d) Distracted - saling menjauh karena ada interposisi
         e) Overriding - garis fraktur tumpang tindih
         f) Impacted - satu fragmen masuk ke fragmen yang lain

4. Gejala dan tanda yang terjadi pada Fracture adalah sebagai berikut :
   a. Deformitas ( kelainan bentuk )
   b. Tenderness ( nyeri tekan ) dan kaku saat digerakkan
   c. Bengkak, memar dan perubahan warna
   d. Mengalami gangguan fungsi gerak
   e. Krepitasi ( Timbul bunyi tidah normal pada bagian cedera tertentu )
   f. Terlihat bagian tulang yang patah

B. DISLOKASI
   Dislokasi adalah cidera yang ada pada area sendi terjadi ketika tulang bergeser dan keluar dari posisi normalnya.
   Dislokasi di klarifikasikan menjadi : 1) Dislokasi Congenital (bawaan pertumbuhan), 2) Dislokasi Patologic (akibat serangan penyakit) dan 3) Dislokasi Traumatic
   Gejala yang terjadi pada dislokasi adalah Gejala dan tanda dapat dirasakan sama dengan Fracture

C. Terkilir otot (STRAIN)
   Penyebab, secara umum karena pembebanan secara tiba-tiba. Paling sering karena Latihan peregangan yang kurang, Latihan peregangan yang salah, Teregang melebihi kemampuan serta Gerakan yang salah. 
   Gejala dan tanda yang muncul adalah Nyeri disertai pembengkakan, Nyeri saat ditekan serta Kulit merah kebiruan

D. Terkilir sendi (SPRAIN)
   Penyebab : terpeleset, gerakan salah, sehingga sendi teregang melebihi batas normal.

     Dari beberapa cidera yang terjadi pada alat gerak diatas sebagai penalaksanaan atau pemberian pertolongan pertamanya adalah berprinsip Immobilisasi dan fiksasi dengan di awali 1) Lakukan penilaian secara menyeluruh ( Assesment ), 2) Stabilkan bagian patah secara manual, 3) Paparkan daerah cedera untuk mengetahui dimensi cidera, 4) Atasi perdarahan dan rawat luka apabila ada dan rujuk bila perlu.
      Pelaksanaan Immobilisasi dapat dilakikan dengan proses pembidaian. Tujuan dari pembidaian itu sendiri adalah :
   1. Mencegah pergerakan ujung tulang  yang patah
   2. Mengurangi cedera baru
   3. Mengistirahatkan
   4. Mengurangi nyeri
   5. Mempercepat penyembuhan




Ref : Mangunsudirejo RS (1989). Fracture, penyembuhan, penanganan dan komplikasi, Buku 1, Edisi 1. Semarang
         Buku Pedoman Pertolongan Pertama Edisi Revisi 2009 Palang Merah Indonesia
Tag : red cross
0 Komentar untuk "CEDERA ALAT GERAK"

Back To Top