[DOC] PERISTIWA OSMOSIS PADA JARINGAN PARENKIM LABU SIAM (Sechium edule).

PERISTIWA OSMOSIS PADA JARINGAN PARENKIM LABU SIAM (Sechium edule).

Risqi Irvani Wulandari*

*) K4315053 / Pendidikan Biologi

Abstract: Percobaan ini bertujuan untuk mengukur perubahan tinggi larutan gula presentase 20% di dalam jaringan parenkim labu siam (Sechium edule), mengukur perubahan tinggi larutan gula presentase 40% di dalam jaringan parenkim labu siam (Sechium edule), mengukur perubahan tinggi larutan gula presentase 60% di dalam jaringan parenkim labu siam (Sechium edule). Percobaan menggunakan faktor perbedaan konsentrasi berupa presentase larutan gula (20%, 40%, dan 60%). Parameter yang diamati pada percobaan ini adalah perubahan tinggi larutan gula di dalam membran labu siam (Sechium edule) selama 60 menit, 120 menit, dan 180 menit. Percobaan dilakukan dengan 3 kali pengulangan. Hasil percobaan menunjukkan perubahan tinggi larutan gula presentase 20% di dalam jaringan parenkim labu siam (Sechium edule) adalah 0,23 cm, pada larutan gula presentase 40% adalah 0,26 cm, serta pada larutan gula presentase 60% adalah 0,46 cm.
Keywords: Osmosis, Perubahan tinggi, konsentrasi gula, jaringan parenkim  

1. PENDAHULUAN

Dasar Teori
Osmosis adalah teknik pemindahan air yang berdasar pada gradien potensial kimia melalui membran semipermiabel (Wirawan & Anasta, 2013). Membran semipermeabel adalah membran yang bersifat selektif permeabel yang berarti hanya zat-zat tertentu yang dapat melewati membran (Arumaningrum, Susilo, & Argo, 2015).

Proses osmosis dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi larutan. Suhu dan konsentrasi larutan yang tinggi akan mempercepat laju proses osmosis (Magdalena, Waluyo, & Sugianti, 2015). Selain itu, proses osmosis juga dipengaruhi oleh ukuran moleku, jika semakin kecil  ukuran molekulnya dengan garis pusat lubang membran, maka akan lebih mudah meresap kedalam membran, begitupula sebaliknya. Ukuran molekul dapat dinyatakan dalam satuan amstrong. Ketebalan membran juga mempengaruhi proses osmosis, dimana semakin tebal membran akan memperlambat proses osmosis (Checamarev, Yeannes, Bevilacqua, & Casales, 2014).

Perpindahan molekul atau ion melewati membran dibagi menjadi dua macam, yaitu transpor pasif dan transpor aktif. Transpor aktif adalah perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan energi sel. Perpindahan molekul tersebut terjadi secara spontan, dari konsentrasi tinggi ke rendah. Contoh transpor pasif adalah difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi. Transpor aktif adalah perpindahan molekul atau ion dengan menggunakan energi dari sel itu. Perpindahan tersebut dapat terjadi meskipun menentang konsentrasi. Contoh transpor aktif adalah pompa Natrium (Na+) – Kalium (K+), endositosis, dan eksositosis.

Percobaan osmosis dapat menggunakan larutan gula. Peran gula dalam penetrasi sel mampu meningkatkan tekanan osmotik dalam sel. Peningkatan konsentrasi gula dalam larutan osmosis, menyebabkan permeabilitas membran plasma mengalami plasmolisis akibat adanya perbedaan tekanan osmotik (Kartika & Nisa, 2015).

Labu siam (Sechium edule) adalah salah satu jenis buah yang dapat dijadikan membran pada perconaan osmosis. Karena Buah memiliki struktur permukaan yang berpori yang dapat berfungsi sebagai membran semipermiabel (Wirawan & Anasta, 2013).

Rumusan Masalah
a. Berapakah perubahan tinggi larutan gula presentase 20% di dalam jaringan parenkim labu siam (Sechium edule)?
b. Berapakah perubahan tinggi larutan gula presentasi 40% di dalam jaringan parenkim labu siam (Sechium edule)?
c. Berapakah perubahan tinggi larutan gula presentase 60% di dalam jaringan parenkim labu siam (Sechium edule)?

Tujuan
a. Mengukur perubahan tinggi larutan gula presentase 20% di dalam jaringan parenkim labu siam (Sechium edule)
b. Mengukur perubahan tinggi larutan gula presentase 40% di dalam jaringan parenkim labu siam (Sechium edule)
c. Mengukur perubahan tinggi larutan gula presentase 60% di dalam jaringan parenkim labu siam (Sechium edule)

Hipotesis
a. Perubahan tinggi larutan gula di dalam jaringan parenkim labu siam (Sechium edule) adalah 0,23 cm
b. Perubahan tinggi larutan gula di dalam jaringan parenkim labu siam (Sechium edule) adalah 0,26 cm
c. Perubahan tinggi larutan gula di dalam jaringan parenkim labu siam (Sechium edule) adalah 0,46 cm

2. BAHAN DAN METODE

Percobaan dilakukan di laboratorium KKC gedung D FKIP UNS pada hari Kamis tanggal 21 September 2017.

Bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum yaitu berupa buah labu siam (Sechium edule) yang akan diambil dagingnya dan digunakan sebagai membran semipermeabel, 120 gr gula pasir, aquades, dan teres.

Alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum berupa 12 gelas cup yang gunakan sebagai wadah untuk meletakkan membran,  larutan gula, dan larutan aquades yang diberi zat warna. Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume larutan gula atau aquades. Kaca pengaduk digunakan untuk mengaduk larutan. Neraca digunakan untuk menimbang gula pasir sesuai yang dibutuhkan. Penggaris berfungsi sebagai alat untuk mengukur perubahan tinggi larutan gula.

Metode yang digunakan dalam praktikum yaitu menyiapkan alat dan bahan yang digunakan. Melabeli gelas cup dengan kode 20% sejumlah 3 cup (1), (2), (3), kode 40% sejumlah 3 cup (1), (2), (3), serta kode 60% juga sejumlah 3 cup (1), (2), (3). 

Larutan gula dengan presentase 20% diperoleh dengan cara mencampurkan 5 gr gula kedalam 25 mL aquades. Larutan gula dengan presentase 40% diperoleh dengan cara mencampurkan 10 gr gula kedalam 25 mL aquades dan untuk memperoleh larutan gula 60% dengan mencampurkan 15 gr gula dengan 25 mL aquades. Aquades berwarna merah dibuat dengan melarutkan 1 gram zat pewarna (teres) ke dalam 100 mL aquades.  Membran semipermeabel dibuat dari labu siam (Sechium edule) dengan  diameter 3 cm, tinggi 3,5 cm. Bagian atas membran dilubangi selebar diameter 2,5 cm dan panjang 3 cm hingga menyisakan diameter bagian tepi atas selebar 0,5 cm dan tinggi membran bagian dalam 0,5 cm.  Memasukkan aquades berwarna merah kedalam 9 gelas beker dengan tinggi maisng-masing aquades 0,5 cm. Memasukkan larutan gula persentase 20%, 40%, dan 60% masing-masing kedalam membran labu siam setinggi 1 cm. Memasukkan  membran labu yang telah berisi larutan gula dengan gelas cup yang telah berisi aquades berwarna sesuai dengan label, membran yang berisi larutan gula presentase 20% dimasukkan ke dalam gelas cup berlabel 20% sampai tiga kali pengulangan. Begitu pula pada membran yang berisi gula 40% dan 60%, sehingga diperoleh 9 gelas cup berisi membran yang telah diisi dengan larutan gula.

Mengukur perubahan tinggi larutan gula yang terdapat di dalam membran labu dengan menggunakan penggaris dan Mencatat data yang diperoleh pada tabel pengamatan.

Pengamatan pada percobaan ini dilakukan dengan cara mengukur perubahan tinggi larutan gula selama 60 menit, 120 menit, dan 180 menit.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Percobaan ini menggambarkan proses osmosis larutan gula presentase 20%, 40%, dan 60% pada membran labu siam (Sechium edule).
Percobaan menggunakan larutan gula. Peran gula dalam penetrasi sel mampu meningkatkan tekanan osmotik dalam sel (Kartika & Nisa, 2015).
Osmosis merupakan proses dimana suatu liquid dapat melewati suatu membran semipermiabel secara langsung. Apabila terdapat dua larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut yang berbeda yang dipisahkan oleh suatu membran semipermiable, akan terjadi perpindahan air dari larutan hipotonik (larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah) ke larutan hipertonik (larutan dengan konsenrasi zat yang lebih tinggi) (Yahya, 2015).

Hasil Percobaan Peristiwa Osmosis pada Jaringan Parenkim Labu Siam.
Hasil pengamatan peristiwa osmosis pada jaringan parenkim labu siam adalah sebagai berikut. 

Tabel 1. Perubahan tinggi larutan gula presentase 20%, 40%, dan 60% pada membran labu siam yang direndam pada aquades berwarna.


Tabel 1 menunjukkan perubahan tinggi larutan gula presentase 20%, 40%, dan 60% pada membran labu siam yang direndam pada aquades berwarna.
Larutan gula 20% pada pengulangan pertama, kedua dan ketiga menunjukkan adanya perubahan tinggi larutan dari keadaan awal sampai keadaan akhir setelah 3 jam, pada pengulangan pertama terjadi perubahan dari 1 cm menjadi 1,3 cm, selisih tinggi awal dengan tinggi akhir yaitu 0,3 cm. Pada pengulangan kedua dan ketiga terjadi perubahan dari 1 cm menjadi 1,2 cm, selisih tinggi awal dengan tinggi akhir yaitu 0,2 cm.
Larutan gula 40% pada pengulangan pertama, kedua dan ketiga menunjukkan adanya perubahan tinggi larutan dari keadaan awal sampai keadaan akhir setelah 3 jam, pada pengulangan pertama terjadi perubahan dari 1 cm menjadi 1,4 cm, selisih tinggi awal dengan tinggi akhir yaitu 0,4 cm. Pada pengulangan kedua dan ketiga terjadi perubahan dari 1 cm menjadi 1,2 cm, selisih tinggi awal dengan tinggi akhir yaitu 0,2 cm.
Larutan gula 60% pada pengulangan pertama, kedua dan ketiga menunjukkan adanya perubahan tinggi larutan dari keadaan awal sampai keadaan akhir setelah 3 jam, pada pengulangan pertama dan kedua terjadi perubahan dari 1 cm menjadi 1,5 cm, selisih tinggi awal dengan tinggi akhir yaitu 0,5 cm. Pada pengulangan ketiga terjadi perubahan dari 1 cm menjadi 1,4 cm, selisih tinggi awal dengan tinggi akhir yaitu 0,4 cm.

Pengaruh Konsentrasi Larutan terhadap Waktu Osmosis
Hubungan konsentrasi larutan sukrosa dengan waktu osmosis ditunjukkan pada grafik berikut ini.

Gambar 1.1 Pengulangan Pertama Proses Osmosis Larutan Gula di Dalam Membran Labu siam

Gambar 1.2 Pengulangan kedua Proses Osmosis Larutan Gula di Dalam Membran Labu siam

Gambar 1.3 Pengulangan ketiga Proses Osmosis Larutan Gula di Dalam Membran Labu siam

Berdasarkan grafik diatas, hasil percobaan ini sesuai dengan teori, yang menyatakan bahwa jika semakin tinggi konsentrasi larutan gula, maka semakin cepat pula proses osmosis (Yahya, 2015).

4. SIMPULAN
Berdasarkan percobaan pengukuran perubahan tinggi larutan gula dalam jaringan parenkim labu siam (Sechium edule) dapat diketahui  bahwa perubahan tinggi larutan gula pada presentase 20% adalah 0,23 cm, pada larutan gula presentase 40% adalah 0,26 cm, serta pada larutan gula presentase 60% adalah 0,46 cm.

5. UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kepada Tuhan YME, kedua orang tua, dosen pembimbing, teman-teman, dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses percobaan dan pembuatan paper ini.

6. DAFTAR PUSTAKA
Arumaningrum, D., Susilo, B., & Argo, B. D. (2015). Pengaruh Proporsi Sukrosa dan Lama Osmosis Terhadap Kualitas Sari Buah Naga Putih ( hylocereus undatus ) The Effect of Sucrose Proportion and Osmosis Time for White Dragon Fruit Quality ( Hylocereus undatus ). Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis Dan Biosistem, 3(1), 100–105.

Checamarev, G., Yeannes, M. I., Bevilacqua, A. E., & Casales, M. R. (2014). Mass Transfer During Osmotic Dehydration of Chub Mackerel Cylinders in Ternary Solution. Journal of Food Research, 3(5), 49–58. https://doi.org/10.5539/jfr.v3n5p49

Kartika, P. N., & Nisa, F. C. (2015). Studi Pembuatan Osmodehidrat Buah Nanas (Ananas comosus L. Merr): Kajian Konsentrasi Gula dalam Larutan Osmosis dan Lama Perendaman. Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 3(4), 1345–1355.

Magdalena, A., Waluyo, S., & Sugianti, C. (2015). Effect of Temperature and Concentration of Sugar Solution in The Process of Osmotic Dehydration of Pumpkin ( Cucurbita moschata ). Jurnal Rekayasa Pangan Dan Pertanian, 2(4), 1–8.

Wirawan, S. K., & Anasta, N. (2013). Analisis Permeasi Air pada Dehidrasi Osmosis Pepaya (Carica papaya). Agritech, 33(3), 303–310.

Yahya. (2015). Perbedaan Tingkat Laju Osmosis antara Umbi Solanum tuberosum dan Doucus carota. Jurnal Biology Education, 4(1), 196–206. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Tag : study
0 Komentar untuk "[DOC] PERISTIWA OSMOSIS PADA JARINGAN PARENKIM LABU SIAM (Sechium edule)."

Back To Top