MEMPERTAHANKAN KEJUJURAN SEBAGAI CERMIN KEPRIBADIAN ( JUJUR )



    Berani jujur itu hebat.. !! salah satu kalimat slogan yang diungkapkan para aktifis di masa sekarang, hal tersebut diakibatkan mahalnya sifat jujur pada diri insan manusia dimasa sekarang, sehingga perlu ditanamkan kepada semua manusia tentang perilaku jujur dan amanah.

1. Pengertian Jujur
    Dilihat dari segi bahasa arab, Jujur mampunyai makna yang sama dengan As-Sidqu atau Sidiq yang berarti nyata atau benar. lawan kata dari kalimat tersebut adalah al kadzibu atau dusta. Jujur dapat pula diartikan orang yang selalu bersikap jujur baik dalam perkataan mau pun perbuatan
    Allah swt. berfirman,
    "..maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pecinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." (an-Nisa':69)
    Dalam sebuah hadist diriwayatkan “Dari Abdullah ibn Mas’ud, Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa kesurga…” (H.R.Bukhari)

    Para ulama berbeda pendapat dalam memberikan definasi jujur secara termino;ogi, di antara definasi jujur mengikut para ulama terebut adalah sebagai berikut.

  1.     Jujur adalah kata hati yang sesuai dengan yang diungkapkan. apabila salah satu syarat itu ada yang hilang, belum dapat disebut jujur. (Raqib)
  2.    Jujur adalah hukum yang sesuai dengan kenyataan, sama dengan kenyataan dengan kata lain lawan dari bohong.(Jurjani)
  3.    Jujur adalah kesesesuaian antara lahir dan batin
  4.   Para ulama menjadikan ikhlas sebagai perkara yang tidak boleh luput dan kejujuran, yakni  bahwa semua orang yang jujur sudah tentu ikhlas. tetapi tidak semua orang yang ikhlas itu jujur.
  5.   Imam Junaid menjelaskan tentang makna ikhlas dan jujur dengan, "antara iklas dan jujur Apakah keduanya sama atau berbeda?' Dia menjawab, "Keduanya berbeda karena Jujur merupakan asas segala sesuatu, sedangkan ikhlas itu tidak dapat terwujud kecuali setelah masuk dalam amal. Amal terebut pun tidak akan diterima kecuali jika disertai jujur dan ikhlas".
  6.   Kejujuran adalah kemurnian hati, keyakinan yang mantap, dan ketulusan amal. (Imam Qusyairi)

2. Pembagian Sikap Jujur
    Imam Al Ghazali membagi jujur kedalam beberapa hal sebagai berikut :
    a. Jujur dalam niat dan kehendak
    b. Jujur dalam lisan atau perbuatan
    c. Jujur dalam perbuatan atau amaliyah

3. Dalil Sikap Jujur
    a. Dalam Al Qur'an :
    Firman Allah SWT " Wahai orang orang yang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allah SWT dan ucapkanlah perkataan yang benar. ( QS. Al Ahzab 70 )
    "Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat ? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. ( Ash Shaff : 2 – 3 )
    "Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku : “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan (suka) menimbulkan perselisihan diantara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”. ( Al-Israa’ : 53 )
     
    b. Hadits-hadits Nabi SAW :

عَنِ ابـْنِ مَسْعُوْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: عَلَـيْكُمْ بِـالصِّدْقِ فَاِنَّ الصِّدْقَ يَـهْدِى اِلىَ اْلبِرِّ وَ اْلبِرُّ يَـهْدِى اِلىَ اْلجَنَّةِ. وَ مَا يَزَالُ الـرَّجُلُ يَصْدُقُ وَ يَـتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْـتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيـْقًا. وَ اِيـَّاكُمْ وَ اْلكَذِبَ فَاِنَّ اْلكَذِبَ يَـهْدِى اِلىَ اْلفُجُوْرِ وَ اْلفُجُوْرُ يَـهْدِى اِلىَ النَّارِ. وَ مَا يَزَالُ اْلعَبْدُ يَكْذِبُ وَ يَـتَحَرَّى اْلكَذِبَ حَتَّى يُكْـتَبَ عِنْدَ اللهِ كَـذَّابـًا. البخارى و مسلم و ابو داود و الترمذى و صححه و اللفظ له

    Dari Ibnu Mas’ud RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Wajib atasmu berlaku jujur, karena sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Dan terus-menerus seseorang berlaku jujur dan memilih kejujuran sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta, karena sesungguhnya dusta itu membawa kepada kedurhakaan, dan durhaka itu membawa ke neraka. Dan terus menerus seorang hamba itu berdusta dan memilih yang dusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta”. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi. Tirmidzi menshahihkannya dan lafadh baginya)

عَنْ اَبــِى بَكْرٍ الصِّدِّيـْقِ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: عَلَـيْكُمْ بِـالصِّدْقِ، فَاِنــَّهُ مَعَ اْلبِرِّ وَ هُمَا فِى اْلجَنَّةِ. وَ اِيـَّاكُمْ وَ اْلكَذِبَ، فَاِنــَّهُ مَعَ اْلفُجُوْرِ وَ هُمَا فِى النـَّارِ. ابن حبان فى صحيحه

    Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq RA ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda : “Wajib atasmu berlaku jujur, karena jujur itu bersama kebaikan, dan keduanya di surga. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta, karena dusta itu bersama kedurhakaan, dan keduanya di neraka”. (HR. Ibnu Hibban di dalam Shahihnya)

عَنْ عُبَادَةَ بـْنِ الصَّامِتِ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِضْمَنُوْا لىِ سِتًّا مِنْ اَنـْفُسِكُمْ، اَضْمَنْ لَكُمُ اْلجَنَّةَ. اُصْدُقُوْا اِذَا حَدَّثْـتُمْ، وَ اَوْفُوْا اِذَا وَعَدْتُمْ، وَ اَدُّوْا اِذَا ائْـتُمِنْـتُمْ، وَ احْفَظُوْا فُرُوْجَكُمْ، وَ غُضُّوْا اَبـْصَارَكُمْ، وَ كُـفُّـوْا اَيـْدِيـَكُمْ. احمد و ابن ابى الدنيا و ابن حبان فى صحيحه و الحاكم و البيهقى

    Dari Ubadah bin Shamit RA sesungguhnya Nabi SAW bersabda : “Hendaklah kalian menjamin padaku enam perkara dari dirimu, niscaya aku menjamin surga bagimu : 1. Jujurlah apabila kamu berbicara, 2. Sempurnakanlah (janjimu) apabila kamu berjanji, 3. Tunaikanlah apabila kamu diberi amanat, 4. Jagalah kemaluanmu, 5. Tundukkanlah pandanganmu (dari ma’shiyat) dan 6. Tahanlah tanganmu (dari hal yang tidak baik)”. (HR. Ahmad, Ibnu Abid-Dunya, Ibnu Hibban di dalam shahihnya, Hakim dan Baihaqi)

عَنْ عَبْدِ اللهِ بـْنِ عَمْرٍو رض اَنَّ رَجُلاً جَاءَ اِلىَ النَّبِيِّ ص فَقَالَ: يـَا رَسُوْلَ اللهِ، مَا عَمَلُ اْلجَنَّةِ؟ قَالَ: اَلصِّدْقُ. اِذَا صَدَقَ الْعَبْدُ بَرَّ، وَ اِذَا بَرَّ آمَنَ، وَ اِذَا آمَنَ دَخَلَ اْلجَنَّةَ. قَالَ: يـَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ مَا عَمَلُ النَّارِ؟ قَالَ: َالْكَذِبُ، اِذَا كَـذَبَ اْلعَبْدُ فَجَرَ، وَ اِذَا فَجَرَ كَـفَرَ، وَ اِذَا كَـفَرَ يَعْنِى دَخَلَ النـَّارَ. احمد

    Dari Abdullah bin ‘Amr RA ia berkata : Sesungguhnya ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW, lalu bertanya : “Ya Rasulullah, apakah amalan surga itu ?” Rasulullah SAW bersabda : “(Amalan surga itu ialah) jujur. Apabila seorang hamba itu jujur berarti dia itu baik, apabila baik dia beriman dan apabila dia beriman maka dia masuk surga”. Orang itu bertanya lagi : “Ya Rasulullah, apakah amalan neraka itu ?” Rasulullah SAW bersabda : “(Amalan neraka itu ialah) dusta. Apabila seorang hamba itu berdusta berarti dia durhaka, apabila durhaka dia kafir dan apabila kafir maka dia masuk neraka”. (HR. Ahmad)

عَنْ اَبــِى بُـرَيـْدَةَ اْلاَسْلاَمِيِّ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَـقُوْلُ: اَلاَ اِنَّ اْلكَـذِبَ يُـسَوِّدُ اْلوَجْهَ. وَ النَّـمِيْمَةَ عَذَابُ اْلـقَـبْرِ. ابو يعلى و الطبرانى و ابن حبان فى صحيحه و البيهقى

    Dari Abu Buraidah Al-Aslamiy RA ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Ketahuilah, sesungguhnya dusta itu menghitamkan wajah dan namimah itu (menyebabkan) siksa qubur”. (HR. Abu Ya’la, Thabrani, Ibnu Hibban di dalam Shahihnya dan Baihaqi)

عَنْ اَنــَسِ بـْنِ مَالـِكٍ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَـقُوْلُ: ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِـيْهِ فَـهُـوَ مُنَافِقٌ وَ اِنْ صَامَ وَ صَلَّى وَ حَجَّ وَ اعْتَـمَرَ، وَ قَالَ اِنــِّى مُسْلِمٌ. اِذَا حَدَّثَ كَـذَبَ وَ اِذَا وَعَدَ اَخـْلَـفَ وَ اِذَا ائْــتُمِنَ خَانَ. ابو يعلى

    Dari Anas bin Malik RA ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Ada tiga perkara yang apabila tiga perkara itu ada padanya maka ia adalah orang munafiq, meskipun ia puasa, shalat, hajji, umrah dan mengatakan : “Sesungguhnya saya orang Islam”, yaitu : 1. Apabila berbicara ia berdusta, 2. Apabila berjanji menyelisihi dan 3. Apabila diberi amanat ia khianat”. (HR. Abu Ya’la) 

عَنْ عَبْدِ اللهِ بـْنِ عَمْرِو بـْنِ اْلعَاصِ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اَرْبَعٌ مَنْ كُـنَّ فِـيْهِ كَانَ مُنَـافِقًا خَالـِصًا، وَ مَنْ كَانَ فِـيْهِ خَصْلَةٌ مِنْـهُنَّ كَانَتْ فِـيْهِ خَصْلَةُ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا. اِذَا ائْـتُـمِنَ خَانَ، وَ اِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَ اِذَا عَاهَدَ غَدَرَ، وَ اِذَا خَاصَمَ فَجَرَ. البخارى و مسلم و ابو داود و الترمذى و النسائى

    Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash RA, ia berkata : Sesungguhnya Nabi SAW bersabda : “Ada empat perkara barangsiapa yang empat perkara itu ada padanya maka ia adalah orang munafiq yang sebenarnya. Dan barangsiapa ada padanya satu bagian dari yang empat perkata itu berarti ada padanya satu bagian dari kemunafiqan sehingga ia meninggalkannya, yaitu : 1. Apabila diberi amanat ia khianat, 2. Apabila berbicara ia berdusta, 3. Apabila berjanji menyelisihi dan 4. Apabila bertengkar ia curang”. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasai)

عَنِ اْلحَسَنِ بـْنِ عَلِيٍّ رض قَالَ: حَفِظْـتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ ص: دَعْ مَا يُـرِيـْبُكَ اِلىَ مَا لاَ يُـرِيـْبُكَ. فَاِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنـِيْنَةٌ، وَ اْلكَـذِبَ رَيـْبَةٌ. الترمذى و قال حديث حسن صحيح

    Dari Hasan bin Ali RA ia berkata : Saya hafal dari Rasulullah SAW (beliau bersabda) : “Tinggalkan apa-apa yang meragukanmu (berpindahlah) kepada apa-apa yang tidak meragukanmu, karena jujur itu adalah ketenangan dan dusta itu adalah keraguan”. (HR. Tirmidzi dan ia berkata : Hadits Hasan Shahih)

عَنْ اَبــِى هُرَيــْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ: لاَ يُـؤْمـِنُ اْلعَبْدُ اْلاِيـْمَانَ كُـلَّهُ حَتَّى يـَتْرُكَ اْلكَـذِبَ فِى اْلمَزَاحَةِ وَ اْلمِرَاءَ وَ اِنْ كَانَ صَادِقًا. احمد و الطبرانى

    Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Tidaklah beriman seorang hamba dengan iman sepenuhnya sehingga ia meninggalkan berdusta dalam bergurau dan (meninggalkan) berbantah meskipun ia benar”. (HR. Ahmad dan Thabrani)

عَنْ اَبــِى اُمَامَةَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اَنــَا زَعِيْمٌ بِـبَـيْتٍ فِى وَسَطِ اْلجَنَّةِ لِمَنْ تَـرَكَ اْلكَذِبَ وَ اِنْ كَانَ مَازِحًا. البيهقى بـإسناد حسن

    Dari Abu Umamah RA sesungguhnya Nabi SAW bersabda : “Saya menjamin dengan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam bergurau”. (HR. Baihaqi dengan sanad Hasan)

عَنْ اَبــِى هُرَيــْرَةَ رض عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص اَنـــَّهُ قَالَ: مَنْ قَالَ لِصَبِيٍّ تَـعَالَ هَاكَ، ثُمَّ لَمْ يُـعْطِهِ، فَهِيَ كَـذْبَةٌ. احمد و ابن ابى الدنيا

    Dari Abu Hurairah RA dari Rasulullah SAW sesungguhnya beliau bersabda : “Barangsiapa berkata kepada anak kecil : “Kesinilah ! saya beri”. Kemudian ia tidak memberinya, maka yang demikian itu adalah perbuatan dusta”. (HR. Ahmad dan Ibnu Abid Dunya)

عَنْ عَبْدِ اللهِ بـْنِ عَامِرٍ رض قَالَ: دَعَتْنِى اُمِّى يَـوْمًا. وَ رَسُوْلُ اللهِ ص قَاعِدٌ فِى بَيْتِنَا. فَقَالَتْ: هَا تَعاَلَ اُعْطِكَ، فَقَالَ لهَاَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا اَرَدْتِ اَنْ تُعْطِيْهِ، قَالَتْ: اَرَدْتُ اَنْ اُعْطِيَهُ تَمْرًا، فَقَالَ لَـهَا رَسُوْلُ اللهِ ص اَمَا اِنــَّكِ لَـوْ لَمْ تُعْطِـيْهِ شَيْئًا كُـتِبَتْ عَلَـيْكِ كَـذْبــَةٌ. ابو داود و البيهقى

    Dari Abdullah bin ‘Amir RA ia berkata, “Pada suatu hari ibu saya memanggil saya, pada waktu itu Rasulullah SAW sedang duduk di rumah kami. Ibu saya berkata : “Kesinilah ! kamu saya beri”. Maka Rasulullah SAW bersabda : “Apakah betul engkau akan memberinya ?” Ibu saya berkata : “Saya akan memberinya korma”. Lalu Rasulullah SAW bersabda kepada ibu saya : “Ketahuilah, sesungguhnya kamu jika tidak memberi sesuatu kepadanya niscaya kamu dicatat dusta”. (HR. Abu Dawud dan Baihaqi)

عَنْ اَبــِى هُرَيـْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لاَ يَجْتَمِعُ اْلكُـفْرُ وَ اْلاِيـْمَانُ فِى قَـلْبِ امْرِئٍ، وَ لاَ يَجْتَمِعُ الصِّدْقُ وَ اْلكَـذِبُ جَمِيْعًا وَ لاَ تَجْتَمِعُ اْلخِيَانَةُ وَ اْلاَمَانَةُ جَمِيْعًا. احمد

    Dari Abu Hurairah RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : “Tidak akan berkumpul kekafiran dengan keimanan di hati seseorang, begitu pula tidak akan berkumpul bersama-sama kejujuran dengan kedustaan dan tidak akan berkumpul bersama-sama khianat dengan amanat”.(HR. Ahmad)

عَنْ اَنــَسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ يَـسْتَـقِيْمُ اِيـْمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَـسْتَـقِيْمُ قَـلْـبُهُ، وَ لاَ يَـسْتَـقِيْمُ قَـلْـبُهُ حَتَّى يَـسْتَـقِيْمُ لـِسَانُهُ، وَ لاَ يَدْخُلُ اْلجَنَّةَ رَجُلٌ لاَ يَـأْمَنُ جَارُهُ بِـوَائـِقَــهُ. احمد و ابن ابى الدنيا

    Dari Anas RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Tidak akan lurus iman seorang hamba sehingga lurus hatinya, dan tidak akan lurus hatinya sehingga lurus pula lisannya. Dan tidak akan masuk surga orang yang (membuat) tetangganya itu tidak aman dari kejahatannya”.(HR. Ahmad dan Ibnu Abid-Dunya). 

4. Manfaat Sikap Jujur
    a. Memiliki banyak teman
    b. Meningkatkan percaya diri
    c. Disayang Allah
    d. Merasakan bahagia
    e. Disayangi guru dan juga orang tua
    f. Kejujuran menciptakan kenyamanan
    g. Dapat dipercaya
    h. Meningkatkan prestasi
    i. Mendapat pujian
    j. Mendapatkan pahala
    k. Mendapat kebaikan untuk diri sendiri maupun untuk orang lain

Daftar Pustaka 
Kemendigbud. 2014, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X. Jakarta
Tag : study
0 Komentar untuk "MEMPERTAHANKAN KEJUJURAN SEBAGAI CERMIN KEPRIBADIAN ( JUJUR )"

Back To Top