AKTUALISASI TEOLOGI AL MA’UN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA DI SMP NEGERI 1 SURAKARTA 2015 - 2016
IMAM KHOIRUDDIN
Imambocahpacitan@gmail.com
ABSTRAK
Aktifitas
ibadah sangat erat hubungannya dengan aktifitas sosial. al-Ma’un merupakan
salah satu surat yang menjelaskan tentang ritual peribadahan dalam aktifitas
sosial. Penelitan ini bertujuan untuk mendeskripsikan teologi al-Ma’un
serta mendeskripsikan aktualisasi teologi al-Ma’un yang
dilaksanakan pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1
Surakarta.
Metode penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data
menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara yang divalidasi dengan
observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah teologi al-Ma’un merupakan teologi terapan yang tidak
hanya sekedar dihafalkan, dibaca dan dipahami.
Asumsi
dasar dari Teologi al-Ma’un merupakan sebuah aktifitas peribadahan yang
memerlukan tindakan nyata yang terkait dengan permasalahan sosial. PMR SMP Negeri 1
Surakarta mencoba untuk mengaktualisasikan teologi al-Ma’un dengan kapasitas
dari kemampuan yang dimilikinya. Kegiatan yang dilakukan oleh PMR SMP Negeri 1
Surakarta berupa kemampuan dalam melaksanakan aktifitas sosial yang mendasar.
Kemampuan
yang dimiliki baru sebatas ajang pelatihan dan pembiasaan. Selain itu juga
perlu pengarahan dan pendampingan lebih lanjut. Aktualisasi teologi al-Ma’un
yang dilakukan oleh anggota PMR SMP Negeri 1 Surakarta terdapat beberapa ranah
pelayanan. Pelayanan dari ranah schooling
(pendidikan) dilakukan dengan kegiatan pelatihan tentang materi sosial
kepalangmerahan. Pelayanan charity
dilakukan dengan kegiatan dompet kemanusiaan dengan sasaran orang miskin dan
terlantar. Kegiatan Character building
camp merupakan pelayanan darihealing dan
feeding karena mengajarkan kepada
siswa untuk berupaya bersosialisasi serta memberikan perawatan terhadap orang
lain yang membutuhkan.
Kata Kunci : aktualisasi teologi al-ma’un; ekstrakurikuler; palang merah remaja
ABSTRACT
The worship activities is very closely
related to social activities. al-Ma’un is one of letter that
explaine about the ritual of worshiping in social activities. This study aims
to describe the theology of al-Ma’un as well as describe
the actualization of al-Ma’un’s theology that executedof
extracurricular activities of Public’s Junior High School number 1of Surakarta.
1
|
Basic assumptions of the al-Ma’un’s theology is a worship activity that requires the concrete
action that related to social problems. PMR of Public’s Junior High School
number 1of Surakartatries to actualize al-Ma’un’s theology with a
capacity of its own capabilities. Activities that conducted by PMR of of
Public’s Junior High School number 1of Surakartain form of capabilities within
to execute the fundamental social activities.
Capabilities that possessed just
limited as training and conditioningsite. In addition also need the guidance
and mentoring. Actualizing al-Ma’un’s theology that
conducted by members of the PMR of Public’s Junior High School number 1 there
are several servicesdomain. Service from of schooling (education) domain is
done with training activities about social material of the Red Crossing. The
charity service conducted with activities of humanity wallet with objective the
poor and displaced person. The activities of Character building camp is a
service from of healing and feeding because it teaches the students to attempt
to have socialize as well as provide care for others that need it.
Keywords:
actualizing of al-ma'un’s theology; extracurricular; teenager’s red cross
1.
PENDAHULUAN
Sekolah
sebagai aktifias dasar dalam pengembangan kapasitas pendidikan mempunyai bentuk
kegiatan intrakulikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan itu dapat juga disebut formal dan non formal.
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang teratur, sitematis, mempunyai
jenjang, serta dibagi dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan non formal merupakan semua bentuk
pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, tertib, terarah dan berencana di luar kegiatan persekolahan.[1]
Kegiatan
ekstrakurikuler merupakan salah satu rangkaian
kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran dan dilakukan di lingkungan sekolah ataupun
di luar lingkungan sekolah. Kegunaan dari kegiatan ekstrakurikuler sebagai
bahan untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan yang telah dimilliki dan
diperoleh pada saat jam tatap muka.[2] Peixoto dalam artikel “ What Kid Of
Benefits Students have Form Participating In Ekxtracurricular Activities?”
menjelaskan bahwa keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat
dihubungkan kepada dampak yang positif berupa prestasi akademik yang lebih
baik. Selain itu pula kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian dari
pengembangan kedewasaan siswa, karena secara tidak langsung akan membuat siswa
menjadi disiplin dan bertanggung jawab atas apa yang dia kerjakan.
2
|
Palang merah remaja atau disingkat
dengan PMR merupakan salah satu jenis kegiatan ekstrakurikuler yang digunakan
untuk menjadi wadah dalam pengembangan karakter, bakat dan minat siswa dibidang
social PMR yang merupakan organisasi di bawah bimbingan PMI.
PMR merupakan kegiatan ekstrakurikuler
yang berada dalam naungan Palang Merah Indonesia atau PMI. Kegiatan
ekstrakurikuler PMR mengacu kepada visi dan misi “ PMR sebagai generasi muda
kader PMI mampu dan siap menjalankan kegiatan sosial kemanusiaan sesuai dengan Prinsip
Prinsip Dasar Palang Merah Dan Bulan Sabit Merah Internasional”.[4] Prinsip dasar palang merah dan bulan
sabit merah internasional adalah sebagai berikut :
1.
Kemanusiaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan sabit
Merah Internasional didirikan berdasarkan keinginan memberi pertolongan tanpa
membedakan korban yang terluka di dalam pertempuran, mencegah dan mengatasi
penderitaan sesama manusia. Palang Merah menumbuhkan saling pengertian,
persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi bagi sesama manusia.
2.
Kesamaan
Gerakan ini tidak membuat perbedaan
atas dasar kebangsaan, kesukuan, agama atau pandangan politik. Tujuannya
semata-mata mengurangi penderitaan manusia sesuai dengan kebutuhannya dan
medahulukan keadaan yang paling parah.
3. Kenetralan
Agar senantiasa mendapat kepercayaan
dari semua pihak, gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam
pertentangan politik, kesukuan, agama atau ideologi..
3
|
Gerakan ini bersifat mandiri.
Perhimpunan nasional disamping membantu Pemerintahnya dalam bidang kemanusiaan,
juga harus mentaati peraturan negara, harus selalu menjaga otonominya sehingga
dapat bertindak sejalan dengan prinsip prinsip gerakan ini.
5. Kesukarelaan
Gerakan ini adalah gerakan pemberi
bantuan sukarela, yang tidak didasari oleh keinginan untuk mencari keuntungan
apa pun.
6.
Kesatuan
Di dalam suatu negara hanya ada satu
perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang terbuka untuk semua orang
dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah.
7.
Kesemestaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah Internasional adalah bersifat semesta. Setiap Perhimpunan Nasional
mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama dalam menolong sesama manusia.[5]
Agama
dan falsafah memainkan peran yang mendasar dan fundamental dalam sejarah dan
kehidupan manusia. Antara ilmu pengetahuan dan agama merupakan persoalan yang
dapat dijawab, disimpulkan
dan dirasakan dengan akal manusia. Filsafat adalah berfikir sehingga akan lebih mudah dipahami dengan Akal, sedangkan agama
adalah mengabdikan diri. Agama memiliki hubungan lebih banyak dengan hati,
sedangkan filsafat banyak hubungan dengan pemikiran. Rasyidi mengutip dari William Temple
mengungkapkan bahwa filsafat menuntut pengetahuan untuk memahami, sedangkan
agama menuntut pengetahuan untuk mengamalkan peribadahan atau mengabdi.
Pokok
yang menjadi dasar agama bukan pengetahuan tentang Tuhan, melainkan hubungan
manusia dengan Tuhan. Lewis memberikan identifikasi kepada agama dengan enjoyment serta filsafat dengan contemplation. Kedua istilah
ini dapat dipahami dengan contoh: Seorang laki-laki mencintai perempuan, rasa
cinta itu dinamai dengan enjoyment, sedangkan pemikiran tentang rasa cinta
itu disebut contemplation.[6]
4
|
|M÷uäur&
Ï%©!$#
Ü>Éjs3ã
ÉúïÏe$!$$Î/
ÇÊÈ Ï9ºxsù
Ï%©!$#
íßt
zOÏKuø9$#
ÇËÈ wur
Ùçts
4n?tã
ÏQ$yèsÛ
ÈûüÅ3ó¡ÏJø9$#
ÇÌÈ ×@÷uqsù
ú,Íj#|ÁßJù=Ïj9
ÇÍÈ tûïÏ%©!$#
öNèd
`tã
öNÍkÍEx|¹
tbqèd$y
ÇÎÈ tûïÏ%©!$#
öNèd
crâä!#tã
ÇÏÈ tbqãèuZôJtur
tbqãã$yJø9$#
ÇÐÈ
1. tahukah
kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah
orang yang menghardik anak yatim,
3. dan tidak
menganjurkan memberi Makan orang miskin.
4. Maka
kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu)
orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6.
orang-orang yang berbuat riya,
Surat
al-Ma’un diatas menjelaskan tentang beberapa hal yang diantaranya adalah
timbulnya keingkaran terhadap Tuhan terkadang datang dari beberapa orang yang
beribadah. Pengingkaran dari orang yang khusuk beribadah akan tetapi kurang
memiliki kepekaan terhadap sosialnya. Surat al-Ma’un menjelaskan bahwa
pengingkaran terhadap Tuhan dapat terindikasi dengan riya’. Pertanda keriya’an
datang dengan keidakpedulian terhadap sosialnya. Oleh sebab itu QS al-Ma’un merupakan
kritikan kepada perilaku individualisme. Bahkan telah dijelaskan pula dalam al-Qur’an berkaitan dengan kebaikan
merupakan perpaduan antara transendensi
(keimanan) dan praksisi gerakan. QS. al-BAqoroh 177 menerangkan bahwa ritual
peribadahan akan tidak berguna apabila praktek peribadahan yang individualistik
masih di jalankan. Artinya tidak akan berguna peribadahan apabila tidak diikuti
praktek aksi nyata untuk kemanusaiaan.[9]
5
|
Teologi al-Ma’un
yang disebutkan oleh Muhammadiyah yang
dipelopori oleh KH. Ahmad Dahlan lebih mengutamakan jalan pemberdayaan daripada
dengan memberikan secara cuma cuma. Tujuan yang diharapkan menghilangkan
ketergantungan masyarakat dengan mengedepankan proses daripada menerima bentuk
jadi. Upaya menerjemahkan
teologi al-Ma’un kedalam 3
pilar di atas ( Schooling, Healing, dan feeding) pada penerapan
teologi al-Ma’un perlu
direkonstruksikan dengan pembaharuan sistem. Pembaharuan ditujukan untuk
mengejawantahkan teologi al-Ma’un
di era kapitalisme global.
PMR
mencoba untuk menerapkan kewajiban pada Tuhannya terutama dengan jalan sosial dengan
mengambil dasar pada teologi al-Ma’un. Teologi al-Ma’un
dapat diartikan sebagai teologi yang menjadi salah satu dasar dimiliki dan menjadi
dasar berkembangnya lembaga Muhammadiyah. Didasarkan
pada QS. al-Ma’un ayat 1- 7 yang biasa diartikan kedalam hubungan manusia
dengan manusia, selain itu dapat diartikan kedalam 3 pilar, yaitu healing (pelayanan kesehatan), schooling (pelayanan pendidikan) dan feeding (pelayanan sosial).
Penelitian
ini bertujuan untuk membahas kaitannya dengan apa yang dimaksud dengan teologi al-Ma’un serta
bagaimana pengaktualisasiannya pada kegiatan ekstrakurikuler PMR. Pelaksanaannya terutama di SMP Negeri 1 Surakarta.
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan teologi al-Ma’un
serta pendiskripsian pada aktualisasinya dikegiatan ekstrakurikuler. PMR SMP Negeri 1 Surakarta adalah memberikan
dukungan pengembangan wawasan ilmu dan mendukung teori yang
sudah tersedia. Dukungan teori berkaitan dengan ilmu kependidikan
terutama dalam pengembangan sumber daya manusia agar mampu bersaing pada kancah
internasional serta sebagai bahan masukan kepada pihak yang bersangkutan.
Adapun
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mendeskripsikan
teologi al-Ma’un dan aktualisasinya dalam
pendidikan ekstrakurikuler.
b. Mendeskripsikan
aktualisasi teologi al-Ma’un
yang
dilaksanakan pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Surakarta.
6
|
Penelitian berkenaan dengan kegiatan ekstrakurikuler
telah beberapa kali dilakukan baik dalam penelitian dalam bentuk skripsi
ataupun yang lainnya, salah satunya adalah penelitian tesis yang dilakukan oleh
Nitha Noer, mahasiswa Pascasarjana UMS dengan judul penelitian perencanaan
pengelolaan ekstrakurikuler berbasis karakter di SMK Negeri 2 Surakarta. Hasil
dari penelitian tersebut menghasilkan beberapa temuan yang diantaranya yaitu
perencanaan pengelolaan ekstrakurikuler pramuka dalam pembentukan karakter siswa yang tertuang dalam materi kepramukaan,
yang dalam kepramukaan ada 5 karakter yaitu spiritual, emosional, sosial,
intelektual dan fisik. Dalam kegiatannya di lapangan dapat disimpulkan bahwa
kegiatan pembetukan karakter pramuka sangat efektif dalam meningkatkan prestasi
siswa di SMK Negeri 2 Surakarta.
2. METODE
PENELITIAN
Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang mengedepankan
pengumpulan data atau realisasi personal dengan berlandaskan pada penyajian
data yang diungkapkan para informan secara tertulis ataupun lisan dari perilaku
orang-orang yang diamati sesuai dengan realitas sebenarnya.
Moleong, menerangkan
bahwa jenis penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengedepankan
pengumpulan data atau realitas persoalan dengan berlandaskan pada pengungkapan
apa yang telah diekspresikan dan diungkapkan oleh responden dan data yang dikumpulkan
berupa kata kata tertulis, gambar dan bukan berupa angka.[10]
Teknik pengumpulan
data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode wawancara
sebagai cara untuk menggali data yang utama, selanjutnya divalidasi dengan
teknik observasi dan dokumentasi.
Sebagai bukti
dinilai absah atau tidaknya suatu data tersebut maka dilakukan teknik
triangulasi, Adapun triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu.[11]
3. HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1 Teologi al-Ma’un
Teologi
al-Ma’un merupakan teologi sosial yang
diajarkan dan dipopulerkan oleh KH. Ahmad Dahlan. Aktivitas
sosial dari teologi tersebut dapat diartikan pula teologi al-Ma’un yang dicetuskan Prof.
Kuntowijoyo.
Pada
awalnya Kuntowijoyo menjelaskan Amar
Ma’ruf (menyuruh kepada yang baik) bukan hanya dilakukan dalam konteks individualistik. Konteks amar ma’ruf harus dilakukan dengan
kebaikan pada sesama dan ditransformasikan dalam konteks sosial budaya.
7
|
Nahi Munkar
(mencegah kemunkaran) yang dijelaskan oleh Kuntowijoyo juga tidak bisa hanya
dimaknai dalam kerangka individual. Apabila dilihat secara sosial, nahi munkar merupakan pembebasan manusia
atas penindasan yang dilakukan manusia lainnya. Pembebasan yang dilakukan
adalah pembebasan dari segala bentuk kegelapan (zhulumat), kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan. Selain itu
pembebasan manusia atas kezaliman yang dilakukan oleh manusia lainnya. Artinya,
konsep nahi munkar memiliki implikasi
gerakan dan struktural. Spirit pembebasan ini banyak ditemui dari puisi puisi
Kuntowijoyo, sebagaimana berikut:
“Karena
kakiku masih di bumi | Hingga kejahatan terakhir dimusnahkan | Hingga para du’afa dan Mustada’afin diangkat Tuhan dari penderitaan”[12]
Dasar yang telah diungkapkan oleh Kuntowijoyo
dikembangkan dan menjadi salah satu dasar yang dimiliki dan menjadi dasar
berkembangnya lembaga Muhammadiyah didasarkan pada QS. al-Ma’un ayat 1- 7. Ahmad
Dahlan menyampaikan Q.S al-Ma’un secara
berulang ulang kepada santrinya pada saat pengajian. Pengulangan materi membuat para
santri merasa bosan dan manimbulkan pertanyaan terhadap Ahmad Dahlan. Pertanyaan yang muncul mengapa
materi ini diulang ulang terus menerus?. Dari pernyataan tersebut dapat
diketahui bahwa Ahmad Dahlan tidak hanya sekedar memberikan ceramah secara
teoritis, akan tetapi materi yang diberikan adalah agar para santrinya selain
dapat menghafalkan, juga dapat memahami arti dan maksud QS. al-Ma’un.
8
|
Teologi
al-Ma’un lebih menyoroti hubungan baik
antara manusia dan manusia, amalan yang lebih banyak dalam kehidupan adalah
berhubungan dengan manusia. Individualis pada manusia tidak akan bisa
diterapkan, karena manusia marupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain
untuk hidup. Peningkatan angka kemiskinan yang terjadi menyebabkan penerapan teologi al-Ma’un masyarakat pada era sekarang
tidak hanya sekedar untuk memberikan barang yang siap pakai, atau hanya sekedar
diberi bahan pokok. Penerapan yang dilakukan adalah dengan bagaimana
orang yang tidak mampu tersebut mulai untuk diberikan ilmu serta diajak turut
serta dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Maksudnya agar
masyarakat tidak hanya mengharapkan sebuah pemberian yang cuma cuma.
3.2 Aktualisasi Teologi al-Ma’un
Kegiatan ekstrakurikuler
merupakan rangkaian kegiatan yang tersusun dalam dunia pendidikan dengan maksud
dan tujuan sebagai penyalur bakat dan minat bagi para siswa yang tidak diberikan
pada kegiatan intrakurikuler. Anak selalu mempunyai bakat yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Sekolah harus mempunyai wadah yang tepat dalam
menampung dan menyalurkan bakat. Kegiatan yang difungsikan sebagai tempat untuk
menyalurkan bakat adalah agar siswa tidak terjerumus kepada kegiatan yang
negatif dan tidak terarah. Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler bakat dan
minat siswa dapat diarahkan dengan sedemikian rupa.
PMR
salah satu ekstrakurikuler yang bergerak dalam bidang sosial yang berada pada
naungan Palang Merah Indonesia secara langsung. Sekolah menyediakan kegiatan
ekstrakurikuler PMR sebagai wadah dalam menampung siswa yang ingin mempelajari
dunia pelayanan medis dasar serta pelayanan dalam bidang sosial. Pelayana
diberikan kepada orang yang membutuhkan bantuan tanpa membedakan suku, ras,
golongan ataupun agama. Pelaksanaan pembinan terhadap siswa di lingkup PMR dipegang
oleh pelatih yang tersertifikasi oleh PMI dengan didampingi Pembina yang
ditunjuk oleh sekolah agar informasi yang ada dari PMI dapat disampaiakan
secara terkoordinasi dengan jalur yang jelas.
9
|
Kemampuan
dalam melaksanakan aktifitas sosial anak SMP baru merupakan ajang pelatihan dan
pembiasaan yang masih perlu pengarahan lebih lanjut. Kegiatan yang telah
direncanakan mulai dari kegiatan rekruitmen dan pelatihan merupakan kegiatan
dalam ranah schooling (pendidikan),
kegiatan Character building camp
serta Dompet kemanusiaan dapat diambil pada ranah healing dan feeding karena
mengajarkan kepada siswa untuk berupaya bersosialisasi serta memberikan
perawatan terhadap orang lain.
4.
PENUTUP
Kesimpulan
yang dapat diambil dari penelitian serta analisis yang telah ditulis dari judul
penelitian “ Aktualisasi Teologi al-Ma’un
dalam
Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di SMP Negeri 1 Surakarta “ adalah
sebagai berikut :
1. Manusia
merupakan mahluk sosial yang tidak akan bisa hidup apabila tanpa ada orang
lain. Surat al-Ma’un
merupakan salah satu surat dalam al-Qur’an yang mengajarkan tentang bagaimana
sikap kita terhadap orang yang lemah serta bagaimana caranya untuk memandang
kehidupan secara luas dan mendalam. Teologi al-Ma’un
selain
untuk dibaca, dihafalkan dan dipahami juga perlu diamalkan secaranyata, seperti
halnya dibahas dalam bab yang sebelumnya teologi al-Ma’un dibagi dalam tiga pilar kerja, yaitu:
a. Healing (pelayanan kesehatan),
b. Schooling (pendidikan), dan
c. Feeding (pelayanan sosial)
Menurut
KH. Ahmad Dahlan bahwasannya kegiatan amaliyah ibadah yang dilakukan secara
khusuk pun belum tentu akan mendapatkan arti yang spesifik apabila tidak
diimbangi dengan aktifitas sosial kemasyarakatan.
10
|
a.
Meningkatkan
ketrampilan hidup sehat
b.
Berkarya
dan Berbakti di masyarakat
c.
Mempererat
persahabatan nasional dan internasional
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Moslem.
1997. Islam Transformatif. Jakarta:
Pustaka Firdaus.
---------------------------.
2003. Islam Sebagai Kritik Sosial.
Jakarta: Erlangga.
Abu Ahmadi dan Widodo
Supriyono, 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Asdi Mahastya.
Al-Mahali, Jalaluddin dan Al-Suyuthi
,Jalalddin, 2002. Tafsir Jalalain. Asbabun Nuzul Ayat. Bandung : Sinar Baru
Al – Qesindo
Arikunto, Suharsimi,
1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ar-rifa’I, Nasib Muhammad, 2000, Ringkasan
Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta : Gema Insani Press.
Asad, Muhammad. 2004. The Messege of the Qur’an, Watsonville California:
The Book Foundation.
Asmani,
J. Ma’mur. 2012. Kiat Mengembangkan Bakat
Anak Di Sekolah. Jogjakarta : Diva Press. Anggota IKAPI.
Aziz,
Abror. https://abraraziz.wordpress.com/teologi-al-maun-landasan-teologis-membela-kaum-tertindas/ ( diunduh pada 4 April
2016, 14.24)
Badan
Standar Nasional Pendidikan dan Pusat Kurikulum. 2006. Panduan Pengembangan Diri. Jakarta: Pengembangan Diri ALLSON.
Badrudin.
2014. MANAJEMEN PESERTA DIDIK.
Jakarta : PT. Indeks.
Baidhawy,
Zakiyuddin. 2009. Teologi NEO AL-MAUN. Surya Sarana Grafika.
Banawiratma
dan Muller. 1993. Berteologi Sosial
Lintas Ilm., Yogyakarta: Kanisius.
Basri,
Hasan. Tafsir Pase, Balai Kajian
Tafsir Al-Qur’an Pase.
Depdikbud.1994.
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan
Ekstrakurikuler. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan. 1995 .Pedoman
Pelaksanaan Organisasi Sekolah. Semarang : Depdikbud
11
|
Depag,
Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. 2005. Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam. Jakarta :
Direktorat Jendral Kelembagaan Islam.
Gunawan,
Heri. 2012.Pendidikan karakter konsep dan
implementasi. Bandung : Alfabetha
Hanafi.A,
1992. Pengantar Theologi Islam. Jakarta:
Pustaka Al Husna.
Hanafi,
A. 1982. Theology Iislam.
Jakarta : Bulan bintang.
Holland,
Joe dan Henriot, Peter, 1986. Analisis So
dan refleksi Teologis. Yogyakarta: Kanisius.
Idris,
Zahara.1981. Dasar Dasar Kependidikan.
Padang : Angkasa Raya
Kementrian
Agama Republik Indonesia. 2014. Al Quran dan Tarjamahannya. Jakarta : Penerbit
Sahifa.
Kennedy, Ron. 2008. Extracurricular activities; Athletes; Secondary schools; Outdoor
activities; School districts; Learning; Community; Coaches & managers;
Athletic directors, Coach and Athletic Director. Vol 78 No 4. Hlm 38-39.
Kurniawan,
Faidillah dan Karyono. Hadi Tri. Ekstra
Kurikuler Sebagai Wahana Pembentukan Karakter Siswa di Lingkungan Pendidikan
Sekolah http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132313281/semornas%20fik%20uny%20(Faidillah%201).pdf (diunduh pada 26
september 2016 pada 11.17 WIB)
Lawhorn, Bill. 2008. Extracurricular Activities : The After
School Connection. Occupational
Outlook Quarterly.Vol. 52 No 4. Halaman 16-21
Miles, Mathew B dan A. Michael Huberman. 1992. Analisa
data Kualitatif ( Buku Sumber Tentang Metode Metode Baru). Jakarta: UIP.
Muhaimin,
Dkk.2008. Pengembangan Model KTSP Pada
Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada..
Mulkhan, Abdul Munir. 1994. Masalah masalah TEOLOGI DAN FIQH DALAM
Tarjih Muhammadiyah. Jogjakarta : SIPRESS.
Mulkhan, Abdul Munir. 2002. TEOLOGI KIRI landasan gerakan membela kaum mustadl’afin. Yogyakarta
: Kreasi Wacana.
Mulkhan, Abdul Munir. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam
Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: penerbit Suara Muhammadiyah.
Moleong, J, Lexy.
2003. metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Rosdakarya.
Nashir, Haedar. 2002. Ideologi Gerakan Muhammadiyah.Yogyakarta:
Suara Muhammadiyah.
Nasution, Harrun. 1986. Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa
Perbandingan. Jakarta : UI-Press.
Ndraha, Taliziduhu, 1997. Budaya Organisasi. Jakarta: PT. RINEKA
CIPTA.
Nuryanto, Agus. 2001. Islam, Teologi Pembebasan Dan Kesetaraan
Gende. Jogjakarta: UII Press Jogjakarta.
Palang
Merah Indonesia. 2008. Pedoman Manajeman
Relawan (TSR-KSR). Vol. 1.
Jakarta.
Poerwadarminto.
1987. Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Departemen pendidikan dan kebudayaan.
12
|
Rivera, Miquela. 2012. Extracurricular activities; Higher education; Hispanic students;
Secondary school students. The Hispanic Outlook in Higher Education. Vol 22
No. 8. Hlm. 40
Rozak,
Abdul dan Rosihon Anwar. 2009. Ilmu Kalam. Bandung: Pustaka Setia
Saputra,
Yudha M. 1998. Pengembangan Kegiatan
KoEkstrakurikuler. Jakarta: Depdikbud.
Sarwono, Jonathan.
2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graham Ilmu.
Sopiatin,
Popi. 2010. Manajeman Belajar BERBASIS KEPUASAN SISWA. Bogor : Ghalia
Indonesia.
Subhi,
Mahmud Ahmad. 1969, Fi`Ilm al-Kalam,
Dirasat Falsafiyyah. Dar al-Kutub al-Jami`iyyah.
Sugiyono, 2006. Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2010. Metode
Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kulaitatif dan R & D.
Bandung: CV. Alfa Beta.
Sukand arrumidi, 2006.
Metode Penelitian petunjuk Praktis Untuk Penelitian Pemula.
Susilo,
Juliati. Dkk. 2008. Manajeman Palang
Merah Remaja. Jakarta: Kantor Pusat Palang Merah Indonesia.
Susilo,
Juliati. Dkk.2008. Mengenal Gerakan
Palang Merah dan Bulan sabit Merah Internasional. Jakarta : Kantor Pusat
Palang Merah Indonesia.
Suryosubroto,
B. 2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta. cet.
Syamury.
2006. Pendidikan Untuk Kelas X.
Jakarta : Erlangga Matsna. 1997. Qur’an Hadist. Semarang : PT Karya Toha Putra
Tohirin, 2012. Metode
penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Jakarta:
PT. Graham Grafindo Persada.
Umam,
Khoirul. 2013. Pengaruh kegiatan
ekstrakurikuler trehadap prestasi sains dan perilaku social pelajar. Jurnal
Peluang, Volume 1, Nomor 2, April, ISSN: 2302-5158. Cet.1
Uzer,
Moh. Lilis. 1993. Upaya
Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Wach,
Joachim, 1996. Ilmu Perbandingan Agama,
Inti dan Bentuk Pengalaman Keagamaan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Zuly,
Qodir. 2008. Islam, Muhammadiyah dan
Advokasi Kemiskinan.
13
|
[1]Zahara Idris, Dasar Dasar Kependidikan, (Padang :
Angkasa Raya 1981), hlm. 58-59.
[2]Moh. Uzer dan Lilis, Upaya Optimalisasi
Kegiatan Belajar Mengajar, (PT. Remaja Rosdakarya: Bandung,
1993). hlm. 22
[3]Ron
Kennedy. 2008. The Need for High School Extracurricular Activities. United
States. Jefferson City.Scholastic Inc. Extracurricular activities; Athletes;
Secondary schools; Outdoor activities; School districts; Learning; Community;
Coaches & managers; Athletic directors, Coach and Athletic Director. Vol 78
No 4. Hlm. 38-39.
[4]Palang Merah Indonesia,
Pedoman Manajeman Relawan (TSR-KSR). Vol. 1. Jakarta. Oktober
2008. hlm. 99
[5] Juliati Susilo. Dkk, Mengenal Gerakan Palang Merah dan Bulan
sabit Merah Internasional . (Jakarta: Kantor Pusat Palang Merah Indonesia,
2008). hlm. 18-19.
[7] A. Hanafi, Pengantar Theologi Islam, (Jakarta:
Pustaka Al Husna, 1992). hlm. 16
[8] Kementrian Agama
Republik Indonesia. Al Quran dan
Tarjamahannya. (Jakarta : Penerbit Sahifa.2014). hlm. 602.
[9]https://abraraziz.wordpress.com/teologi-al-maun-landasan-teologis-membela-kaum-tertindas/ ( diunduh pada 4 April
2016, 14.24)
[11]Arikunto,
Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta:
Rineka Cipta, 1998). Hlm. 330
[12]
https://aank1985.wordpress.com/2011/05/17/gagasan-profetik-kuntowijoyo/(
diunduh pada 4 April 2016. 14.15)
Tag :
study
0 Komentar untuk "Aktualisasi Teologi Al Ma'un pada Kegiatan Eekstrakurikuler Palang Merah Remaja"