Aktualisasi Teologi Al Ma'un pada Kegiatan Eekstrakurikuler Palang Merah Remaja


AKTUALISASI TEOLOGI AL MA’UN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA DI SMP NEGERI 1 SURAKARTA 2015 - 2016


IMAM KHOIRUDDIN
Imambocahpacitan@gmail.com

ABSTRAK

Aktifitas ibadah sangat erat hubungannya dengan aktifitas sosial. al-Ma’un merupakan salah satu surat yang menjelaskan tentang ritual peribadahan dalam aktifitas sosial. Penelitan ini bertujuan untuk mendeskripsikan teologi al-Ma’un serta mendeskripsikan aktualisasi teologi al-Ma’un yang dilaksanakan pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Surakarta.
Metode penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara yang divalidasi dengan observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah teologi al-Ma’un merupakan teologi terapan yang tidak hanya sekedar dihafalkan, dibaca dan dipahami.
Asumsi dasar dari Teologi al-Ma’un merupakan sebuah aktifitas peribadahan yang memerlukan tindakan nyata yang terkait dengan permasalahan sosial. PMR SMP Negeri 1 Surakarta mencoba untuk mengaktualisasikan teologi al-Ma’un dengan kapasitas dari kemampuan yang dimilikinya. Kegiatan yang dilakukan oleh PMR SMP Negeri 1 Surakarta berupa kemampuan dalam melaksanakan aktifitas sosial yang mendasar.
Kemampuan yang dimiliki baru sebatas ajang pelatihan dan pembiasaan. Selain itu juga perlu pengarahan dan pendampingan lebih lanjut. Aktualisasi teologi al-Ma’un yang dilakukan oleh anggota PMR SMP Negeri 1 Surakarta terdapat beberapa ranah pelayanan. Pelayanan dari ranah schooling (pendidikan) dilakukan dengan kegiatan pelatihan tentang materi sosial kepalangmerahan. Pelayanan charity dilakukan dengan kegiatan dompet kemanusiaan dengan sasaran orang miskin dan terlantar. Kegiatan Character building camp merupakan pelayanan darihealing dan feeding karena mengajarkan kepada siswa untuk berupaya bersosialisasi serta memberikan perawatan terhadap orang lain yang membutuhkan.

Kata Kunci : aktualisasi teologi al-ma’un; ekstrakurikuler; palang merah remaja

ABSTRACT
The worship activities is very closely related to social activities. al-Ma’un is one of letter that explaine about the ritual of worshiping in social activities. This study aims to describe the theology of al-Ma’un as well as describe the actualization of al-Ma’un’s theology that executedof extracurricular activities of Public’s Junior High School number 1of Surakarta.


1

The research method used to get the data usesof the qualitative method with data collection techniques in the form of interviews that are validated by observation, and documentation. The research results that obtained from this study are al-Ma’un theology is the of applying theology that do not merely memorized, read and understood.
Basic assumptions of the al-Ma’un’s theology is a worship activity that requires the concrete action that related to social problems. PMR of Public’s Junior High School number 1of Surakartatries to actualize al-Ma’un’s theology with a capacity of its own capabilities. Activities that conducted by PMR of of Public’s Junior High School number 1of Surakartain form of capabilities within to execute the fundamental social activities.
Capabilities that possessed just limited as training and conditioningsite. In addition also need the guidance and mentoring. Actualizing al-Ma’un’s theology that conducted by members of the PMR of Public’s Junior High School number 1 there are several servicesdomain. Service from of schooling (education) domain is done with training activities about social material of the Red Crossing. The charity service conducted with activities of humanity wallet with objective the poor and displaced person. The activities of Character building camp is a service from of healing and feeding because it teaches the students to attempt to have socialize as well as provide care for others that need it.

Keywords: actualizing of al-ma'un’s theology; extracurricular; teenager’s red cross

1.     PENDAHULUAN
Sekolah sebagai aktifias dasar dalam pengembangan kapasitas pendidikan mempunyai bentuk kegiatan intrakulikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan itu dapat juga disebut formal dan non formal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang teratur, sitematis, mempunyai jenjang, serta dibagi dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan non formal merupakan semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, tertib, terarah dan berencana di luar kegiatan persekolahan.[1]
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran dan dilakukan di lingkungan sekolah ataupun di luar lingkungan sekolah. Kegunaan dari kegiatan ekstrakurikuler sebagai bahan untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan yang telah dimilliki dan diperoleh pada saat jam tatap muka.[2] Peixoto dalam artikel “ What Kid Of Benefits Students have Form Participating In Ekxtracurricular Activities?” menjelaskan bahwa keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat dihubungkan kepada dampak yang positif berupa prestasi akademik yang lebih baik. Selain itu pula kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian dari pengembangan kedewasaan siswa, karena secara tidak langsung akan membuat siswa menjadi disiplin dan bertanggung jawab atas apa yang dia kerjakan.



2

Jurnal The Need for High School Extracurricular Activities karya Kennedy, Ron, MEd, CMAA menjelaskan bahwa bagi siswa di Amerika kegiatan setelah sekolah merupakan pengalaman yang penting bagi anak. Kesempatan tersebut memungkinkan siswa untuk belajar  serta mengejar bakat dan minatnya yang tidak diajarkan pada materi intrakurikuler. Ekstrakurikuler di sekolah biasanya meliputi seni rupa, atletik, pemerintah mahasiswa, hobi / kelompok kegiatan, dan klub akademis atau organisasi. Diperkirakan secara nasional, 83% dari siswa berusia 6-17 berpartisipasi dalam setidaknya satu kegiatan ekstrakurikuler selama karir sekolah mereka.[3]
Palang merah remaja atau disingkat dengan PMR merupakan salah satu jenis kegiatan ekstrakurikuler yang digunakan untuk menjadi wadah dalam pengembangan karakter, bakat dan minat siswa dibidang social PMR yang merupakan organisasi di bawah bimbingan PMI.
PMR merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang berada dalam naungan Palang Merah Indonesia atau PMI. Kegiatan ekstrakurikuler PMR mengacu kepada visi dan misi “ PMR sebagai generasi muda kader PMI mampu dan siap menjalankan kegiatan sosial kemanusiaan sesuai dengan Prinsip Prinsip Dasar Palang Merah Dan Bulan Sabit Merah Internasional”.[4] Prinsip dasar palang merah dan bulan sabit merah internasional adalah sebagai berikut :

1.      Kemanusiaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan sabit Merah Internasional didirikan berdasarkan keinginan memberi pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka di dalam pertempuran, mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia. Palang Merah menumbuhkan saling pengertian, persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi bagi sesama manusia.
2.      Kesamaan
Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, kesukuan, agama atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata mengurangi penderitaan manusia sesuai dengan kebutuhannya dan medahulukan keadaan yang paling parah.
3.      Kenetralan
Agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, kesukuan, agama atau ideologi..     



3

4.   Kemandirian
Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan nasional disamping membantu Pemerintahnya dalam bidang kemanusiaan, juga harus mentaati peraturan negara, harus selalu menjaga otonominya sehingga dapat bertindak sejalan dengan prinsip prinsip gerakan ini.
5.      Kesukarelaan
Gerakan ini adalah gerakan pemberi bantuan sukarela, yang tidak didasari oleh keinginan untuk mencari keuntungan apa pun.
6.      Kesatuan
Di dalam suatu negara hanya ada satu perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah.
7.      Kesemestaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional adalah bersifat semesta. Setiap Perhimpunan Nasional mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama dalam menolong sesama manusia.[5]

Agama dan falsafah memainkan peran yang mendasar dan fundamental dalam sejarah dan kehidupan manusia. Antara ilmu pengetahuan dan agama merupakan persoalan yang dapat dijawab, disimpulkan dan dirasakan dengan akal manusia. Filsafat adalah berfikir sehingga akan lebih mudah dipahami dengan Akal, sedangkan agama adalah mengabdikan diri. Agama memiliki hubungan lebih banyak dengan hati, sedangkan filsafat banyak hubungan dengan pemikiran. Rasyidi mengutip dari William Temple mengungkapkan bahwa filsafat menuntut pengetahuan untuk memahami, sedangkan agama menuntut pengetahuan untuk mengamalkan peribadahan atau mengabdi.
Pokok yang menjadi dasar agama bukan pengetahuan tentang Tuhan, melainkan hubungan manusia dengan Tuhan. Lewis memberikan identifikasi kepada agama dengan enjoyment  serta filsafat dengan contemplation. Kedua istilah ini dapat dipahami dengan contoh: Seorang laki-laki mencintai perempuan, rasa cinta itu dinamai dengan enjoyment, sedangkan pemikiran tentang rasa cinta itu disebut contemplation.[6]


4

Teologi merupakan ilmu yang yang membahas tentang ketuhanan. Teologi menyoroti kewajiban manusia atas Tuhannya. Teologi merupakan ilmu yang diperoleh dari hasil refleksi pikiran manusian terhadap suatu realitas satu kerangka pandangan tertentu. Teologi Islam merupakan pemikiran yang mempelajari seluk beluk Ketuhanan, fakta Ketuhanan dan hubungan antara manusia dengan Tuhannya yang didasarkan pada prinsip prinsip ajaran Islam. Tujuan dari teologi Islam adalah memantapkan kepercayaan Agama melalui jalan pikiran dan akal serta memantapkan hati untuk percaya kepada Nya serta membela kepercayaan tersebut dengan menghilangkan keraguan yang melekat.[7]

|M÷ƒuäur& Ï%©!$# Ü>Éjs3ムÉúïÏe$!$$Î/ ÇÊÈ   šÏ9ºxsù Ï%©!$# íßtƒ zOŠÏKuŠø9$# ÇËÈ   Ÿwur Ùçts 4n?tã ÏQ$yèsÛ ÈûüÅ3ó¡ÏJø9$# ÇÌÈ   ×@÷ƒuqsù šú,Íj#|ÁßJù=Ïj9 ÇÍÈ   tûïÏ%©!$# öNèd `tã öNÍkÍEŸx|¹ tbqèd$y ÇÎÈ   tûïÏ%©!$# öNèd šcrâä!#tãƒ ÇÏÈ   tbqãèuZôJtƒur tbqãã$yJø9$# ÇÐÈ  

1. tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. orang-orang yang berbuat riya,
7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna.[8]

Surat al-Ma’un diatas menjelaskan tentang beberapa hal yang diantaranya adalah timbulnya keingkaran terhadap Tuhan terkadang datang dari beberapa orang yang beribadah. Pengingkaran dari orang yang khusuk beribadah akan tetapi kurang memiliki kepekaan terhadap sosialnya. Surat al-Ma’un menjelaskan bahwa pengingkaran terhadap Tuhan dapat terindikasi dengan riya’. Pertanda keriya’an datang dengan keidakpedulian terhadap sosialnya. Oleh sebab itu QS al-Ma’un merupakan kritikan kepada perilaku individualisme. Bahkan telah dijelaskan pula  dalam al-Qur’an berkaitan dengan kebaikan merupakan perpaduan antara transendensi (keimanan) dan praksisi gerakan. QS. al-BAqoroh 177 menerangkan bahwa ritual peribadahan akan tidak berguna apabila praktek peribadahan yang individualistik masih di jalankan. Artinya tidak akan berguna peribadahan apabila tidak diikuti praktek aksi nyata untuk kemanusaiaan.[9]


5

Pendek kata teologi al-Ma’un dapat didefinisikan sebagai pemikiran berkenaan dengan pelayanan terhadap masyarakat yang didasarkan pada QS. al-Ma’un. Memberi cakupan pada layanan sosial, kesehatan, dan pendidikan. Cakupan al-Ma’un menjadi jalan untuk menuju kepada bangkitnya ruh civil society dengan menghilangkan sifat individualistik pada masyarakat.
Teologi al-Ma’un yang disebutkan oleh Muhammadiyah yang dipelopori oleh KH. Ahmad Dahlan lebih mengutamakan jalan pemberdayaan daripada dengan memberikan secara cuma cuma. Tujuan yang diharapkan menghilangkan ketergantungan masyarakat dengan mengedepankan proses daripada menerima bentuk jadi. Upaya menerjemahkan teologi al-Ma’un kedalam 3 pilar di atas ( Schooling, Healing, dan feeding) pada penerapan teologi al-Ma’un perlu direkonstruksikan dengan pembaharuan sistem. Pembaharuan ditujukan untuk mengejawantahkan teologi al-Ma’un di era kapitalisme global.
PMR mencoba untuk menerapkan kewajiban pada Tuhannya terutama dengan jalan sosial dengan mengambil dasar pada teologi al-Ma’un. Teologi al-Ma’un dapat diartikan sebagai teologi yang menjadi salah satu dasar dimiliki dan menjadi dasar berkembangnya lembaga Muhammadiyah. Didasarkan pada QS. al-Ma’un ayat 1- 7 yang biasa diartikan kedalam hubungan manusia dengan manusia, selain itu dapat diartikan kedalam 3 pilar, yaitu healing (pelayanan kesehatan), schooling (pelayanan pendidikan) dan feeding (pelayanan sosial).
Penelitian ini bertujuan untuk membahas kaitannya dengan apa yang dimaksud dengan teologi al-Ma’un serta bagaimana pengaktualisasiannya pada kegiatan ekstrakurikuler PMR. Pelaksanaannya terutama di SMP Negeri 1 Surakarta. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan teologi al-Ma’un serta pendiskripsian pada aktualisasinya dikegiatan ekstrakurikuler. PMR SMP Negeri 1 Surakarta adalah memberikan dukungan pengembangan wawasan ilmu dan mendukung teori yang sudah tersedia. Dukungan teori berkaitan dengan ilmu kependidikan terutama dalam pengembangan sumber daya manusia agar mampu bersaing pada kancah internasional serta sebagai bahan masukan kepada pihak yang bersangkutan.
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.    Mendeskripsikan teologi al-Ma’un dan aktualisasinya dalam pendidikan ekstrakurikuler.
b.    Mendeskripsikan aktualisasi teologi al-Ma’un yang dilaksanakan pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Surakarta.


6

Penelitian berkenaan dengan kegiatan ekstrakurikuler telah beberapa kali dilakukan baik dalam penelitian dalam bentuk skripsi ataupun yang lainnya, salah satunya adalah penelitian tesis yang dilakukan oleh Nitha Noer, mahasiswa Pascasarjana UMS dengan judul penelitian perencanaan pengelolaan ekstrakurikuler berbasis karakter di SMK Negeri 2 Surakarta. Hasil dari penelitian tersebut menghasilkan beberapa temuan yang diantaranya yaitu perencanaan pengelolaan ekstrakurikuler pramuka dalam pembentukan karakter  siswa yang tertuang dalam materi kepramukaan, yang dalam kepramukaan ada 5 karakter yaitu spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik. Dalam kegiatannya di lapangan dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembetukan karakter pramuka sangat efektif dalam meningkatkan prestasi siswa di SMK Negeri 2 Surakarta.



2.    METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang mengedepankan pengumpulan data atau realisasi personal dengan berlandaskan pada penyajian data yang diungkapkan para informan secara tertulis ataupun lisan dari perilaku orang-orang yang diamati sesuai dengan realitas sebenarnya.
Moleong, menerangkan bahwa jenis penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengedepankan pengumpulan data atau realitas persoalan dengan berlandaskan pada pengungkapan apa yang telah diekspresikan dan diungkapkan oleh responden dan data yang dikumpulkan berupa kata kata tertulis, gambar dan bukan berupa angka.[10]
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode wawancara sebagai cara untuk menggali data yang utama, selanjutnya divalidasi dengan teknik observasi dan dokumentasi.
Sebagai bukti dinilai absah atau tidaknya suatu data tersebut maka dilakukan teknik triangulasi, Adapun triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.[11]


3.    HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1   Teologi al-Ma’un

Teologi al-Ma’un merupakan teologi sosial yang diajarkan dan dipopulerkan oleh KH. Ahmad Dahlan. Aktivitas sosial dari teologi tersebut dapat diartikan pula teologi al-Ma’un yang dicetuskan Prof. Kuntowijoyo. Pada awalnya Kuntowijoyo menjelaskan Amar Ma’ruf (menyuruh kepada yang baik) bukan hanya dilakukan dalam konteks individualistik. Konteks amar ma’ruf harus dilakukan dengan kebaikan pada sesama dan ditransformasikan dalam konteks sosial budaya.


7

Selain itu Kuntowijoyo juga menberikan tafsiran sebagai emansipasi manusia kepada fitrahnya, manusia pada posisinya merupakan makhluk yang mulia. Inilah yang disebut Kuntowijoyo sebagai sebagai humanisasi teosentris. humanisasi teosentris merupakan kembalinya manusia pada fitrahnya sebagai makhluk Allah yang diberi tanggung jawab untuk mengelola bumi. Humanisasi berarti menebar kebaikan dengan titik pijak keadilan.
Nahi Munkar (mencegah kemunkaran) yang dijelaskan oleh Kuntowijoyo juga tidak bisa hanya dimaknai dalam kerangka individual. Apabila dilihat secara sosial, nahi munkar merupakan pembebasan manusia atas penindasan yang dilakukan manusia lainnya. Pembebasan yang dilakukan adalah pembebasan dari segala bentuk kegelapan (zhulumat), kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan. Selain itu pembebasan manusia atas kezaliman yang dilakukan oleh manusia lainnya. Artinya, konsep nahi munkar memiliki implikasi gerakan dan struktural. Spirit pembebasan ini banyak ditemui dari puisi puisi Kuntowijoyo, sebagaimana berikut:
“Karena kakiku masih di bumi | Hingga kejahatan terakhir dimusnahkan | Hingga para du’afa dan Mustada’afin diangkat Tuhan dari penderitaan”[12]
 Dasar yang telah diungkapkan oleh Kuntowijoyo dikembangkan dan menjadi salah satu dasar yang dimiliki dan menjadi dasar berkembangnya lembaga Muhammadiyah didasarkan pada QS. al-Ma’un ayat 1- 7. Ahmad Dahlan menyampaikan Q.S al-Ma’un secara berulang ulang kepada santrinya pada saat pengajian. Pengulangan materi membuat para santri merasa bosan dan manimbulkan pertanyaan terhadap Ahmad Dahlan. Pertanyaan yang muncul mengapa materi ini diulang ulang terus menerus?. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa Ahmad Dahlan tidak hanya sekedar memberikan ceramah secara teoritis, akan tetapi materi yang diberikan adalah agar para santrinya selain dapat menghafalkan, juga dapat memahami arti dan maksud QS. al-Ma’un.


8

Secara mendalam penyampaian Ahmad Dahlan memberikan penegasan bahwa sebuah ayat jangan hanya dilihat dari satu sisi. Ayat dalam al-Qur’an tidak hanya untuk dibaca baik dalam shalat atau disampaikan dalam pengajian, dan tidak sebatas hanya dipahami beberapa ayat yang terdapat dalam al-Qur’an. Ayat al-Qur’an selain dipahami juga harus dipraktekkan secara nyata. Seperti ungkapan Ahmad dahlan setelah para santrinya bertanya, Ahmad Dahlan memberikan pertanyaan balik “apakah kalian sudah mengerti maksud surat al-Ma’un?, apakah sudah dihafalkan? Apakah dipahami itu sudah dipraktekkan dan dikerjakan?”. Pertanyaan Ahmad Dahlan yang terakhir mengindikasikan sesuatu selain dipahami harus ditunjukkan secara nyata dalam kehidupan bermasyarakat. Kemampuan manusia tidak hanya terbatas pada kata “memahami”. Aktifitas belajar ilmu Agama. Standar dari Ahmad Dahlan dalam menyampaikan diberikan dengan metode karikatif dengan memberikan contoh yang jelas serta memberikan pemahaman yang pendalaman terhadap ayat yang harus dipraktekkan di lingkup masyarakat. Ahmad Dahlan juga menyebutkan ritual keagamaan tidak akan memiliki arti yang sepesifik apabila tidak diikuti dengan aksi nyata dalam ranah sosial.
Teologi al-Ma’un lebih menyoroti hubungan baik antara manusia dan manusia, amalan yang lebih banyak dalam kehidupan adalah berhubungan dengan manusia. Individualis pada manusia tidak akan bisa diterapkan, karena manusia marupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk hidup. Peningkatan angka kemiskinan yang terjadi menyebabkan  penerapan teologi al-Ma’un masyarakat pada era sekarang tidak hanya sekedar untuk memberikan barang yang siap pakai, atau hanya sekedar diberi bahan pokok. Penerapan yang dilakukan adalah dengan bagaimana orang yang tidak mampu tersebut mulai untuk diberikan ilmu serta diajak turut serta dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Maksudnya agar masyarakat tidak hanya mengharapkan sebuah pemberian yang cuma cuma.

3.2  Aktualisasi Teologi al-Ma’un

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan rangkaian kegiatan yang tersusun dalam dunia pendidikan dengan maksud dan tujuan sebagai penyalur bakat dan minat bagi para siswa yang tidak diberikan pada kegiatan intrakurikuler. Anak selalu mempunyai bakat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sekolah harus mempunyai wadah yang tepat dalam menampung dan menyalurkan bakat. Kegiatan yang difungsikan sebagai tempat untuk menyalurkan bakat adalah agar siswa tidak terjerumus kepada kegiatan yang negatif dan tidak terarah. Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler bakat dan minat siswa dapat diarahkan dengan sedemikian rupa.
PMR salah satu ekstrakurikuler yang bergerak dalam bidang sosial yang berada pada naungan Palang Merah Indonesia secara langsung. Sekolah menyediakan kegiatan ekstrakurikuler PMR sebagai wadah dalam menampung siswa yang ingin mempelajari dunia pelayanan medis dasar serta pelayanan dalam bidang sosial. Pelayana diberikan kepada orang yang membutuhkan bantuan tanpa membedakan suku, ras, golongan ataupun agama. Pelaksanaan pembinan terhadap siswa di lingkup PMR dipegang oleh pelatih yang tersertifikasi oleh PMI dengan didampingi Pembina yang ditunjuk oleh sekolah agar informasi yang ada dari PMI dapat disampaiakan secara terkoordinasi dengan jalur yang jelas.


9

Teologi al-Ma’un dapat menjembatani antara kegiatan PMR yang bersifat sosial serta pengamalan agama yang harus dilandasi aktifitas sosial. Landasan rasa ikhlas sebagai cara untuk mendapatkan hasil yang spesifik. Aktualisasi yang dapat ditunjukkan dari teologi al-Ma’un, Ahmad Dahlan memberikan beberapa ranah pelayanan yang jelas berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat. PMR SMP Negeri 1 Surakarta berlatih untuk dapat memahami kehidupan kemasyarakatan dengan standar kemampuan anak SMP.
Kemampuan dalam melaksanakan aktifitas sosial anak SMP baru merupakan ajang pelatihan dan pembiasaan yang masih perlu pengarahan lebih lanjut. Kegiatan yang telah direncanakan mulai dari kegiatan rekruitmen dan pelatihan merupakan kegiatan dalam ranah schooling (pendidikan), kegiatan Character building camp serta Dompet kemanusiaan dapat diambil pada ranah healing dan feeding karena mengajarkan kepada siswa untuk berupaya bersosialisasi serta memberikan perawatan terhadap orang lain.


4.    PENUTUP
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian serta analisis yang telah ditulis dari judul penelitian “ Aktualisasi Teologi al-Ma’un dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di SMP Negeri 1 Surakarta “ adalah sebagai berikut :
1.      Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak akan bisa hidup apabila tanpa ada orang lain. Surat al-Ma’un merupakan salah satu surat dalam al-Qur’an yang mengajarkan tentang bagaimana sikap kita terhadap orang yang lemah serta bagaimana caranya untuk memandang kehidupan secara luas dan mendalam. Teologi al-Ma’un selain untuk dibaca, dihafalkan dan dipahami juga perlu diamalkan secaranyata, seperti halnya dibahas dalam bab yang sebelumnya teologi al-Ma’un dibagi dalam tiga pilar kerja, yaitu: 
a.       Healing (pelayanan kesehatan),
b.      Schooling (pendidikan), dan 
c.       Feeding (pelayanan sosial)
Menurut KH. Ahmad Dahlan bahwasannya kegiatan amaliyah ibadah yang dilakukan secara khusuk pun belum tentu akan mendapatkan arti yang spesifik apabila tidak diimbangi dengan aktifitas sosial kemasyarakatan.


10

2. PMR SMP Negeri 1 Surakarta mencoba untuk mengaktualisasikan teologi Al ma’un dengan kapasitas kemampuan yajng dimilikinya. Kegiatan yang dilakukan oleh PMR SMP Negeri 1 Surakarta merupakan kemampuan dalam melaksanakan aktifitas sosial yang mendasar. Kemampuan yang dimiliki baru sebatas ajang pelatihan dan pembiasaan. Selain itu juga perlu pengarahan dan pendampingan lebih lanjut. Aktualisasi teologi al-Ma’un yang dilakukan oleh anggota PMR SMP Negeri 1 Surakarta terdapat beberapa ranah pelayanan. Pelayanan dari ranah schooling (pendidikan) dilakukan dengan kegiatan pelatihan tentang materi kepalangmerahan. Pelayanan charity dilakukan dengan kegiatan dompet kemanusiaan dengan sasaran orang miskin dan terlantar. Kegiatan Character building camp merupakan pelayanan dari healing dan feeding karena mengajarkan kepada siswa untuk berupaya bersosialisasi serta memberikan perawatan terhadap orang lain yang membutuhkan. Teologi al-Ma’un dapat pula ditarik pada pengaplikasian tri bakti PMR, yaitu :
a.       Meningkatkan ketrampilan hidup sehat
b.      Berkarya dan Berbakti di masyarakat
c.       Mempererat persahabatan nasional dan internasional



DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Moslem. 1997. Islam Transformatif. Jakarta: Pustaka Firdaus.
---------------------------. 2003. Islam Sebagai Kritik Sosial. Jakarta: Erlangga.
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Asdi Mahastya.
Al-Mahali, Jalaluddin dan Al-Suyuthi ,Jalalddin, 2002. Tafsir Jalalain. Asbabun Nuzul Ayat. Bandung : Sinar Baru Al – Qesindo
Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Ar-rifa’I, Nasib Muhammad, 2000,  Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta : Gema Insani Press.
Asad, Muhammad. 2004. The Messege of the Qur’an, Watsonville California: The Book Foundation.
Asmani, J. Ma’mur. 2012. Kiat Mengembangkan Bakat Anak Di Sekolah. Jogjakarta : Diva Press. Anggota IKAPI.
Badan Standar Nasional Pendidikan dan Pusat Kurikulum. 2006. Panduan Pengembangan Diri. Jakarta: Pengembangan Diri ALLSON.
Badrudin. 2014. MANAJEMEN PESERTA DIDIK. Jakarta : PT. Indeks.
Baidhawy, Zakiyuddin. 2009. Teologi NEO AL-MAUN. Surya Sarana Grafika.
Banawiratma dan Muller. 1993. Berteologi Sosial Lintas Ilm., Yogyakarta: Kanisius.
Basri, Hasan. Tafsir Pase, Balai Kajian Tafsir Al-Qur’an Pase.
Depdikbud.1994. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1995 .Pedoman Pelaksanaan Organisasi Sekolah. Semarang : Depdikbud


11

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1995. Pengembangan Kegiatan Ko dan Ekstrakurikuler.  Jakarta: Dirjen Dikti.
Depag, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. 2005. Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Direktorat Jendral Kelembagaan Islam.
Gunawan, Heri. 2012.Pendidikan karakter konsep dan implementasi. Bandung : Alfabetha
Hanafi.A, 1992. Pengantar Theologi Islam. Jakarta: Pustaka Al Husna.
Hanafi, A. 1982. Theology Iislam. Jakarta : Bulan bintang.
Holland, Joe dan Henriot, Peter, 1986. Analisis So dan refleksi Teologis. Yogyakarta: Kanisius.
Idris, Zahara.1981. Dasar Dasar Kependidikan. Padang : Angkasa Raya
Kementrian Agama Republik Indonesia. 2014. Al Quran dan Tarjamahannya. Jakarta : Penerbit Sahifa.
Kennedy, Ron. 2008. Extracurricular activities; Athletes; Secondary schools; Outdoor activities; School districts; Learning; Community; Coaches & managers; Athletic directors, Coach and Athletic Director. Vol 78 No 4. Hlm 38-39.
Kurniawan, Faidillah dan Karyono. Hadi Tri. Ekstra Kurikuler Sebagai Wahana Pembentukan Karakter Siswa di Lingkungan Pendidikan Sekolah http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132313281/semornas%20fik%20uny%20(Faidillah%201).pdf (diunduh pada 26 september 2016 pada 11.17 WIB)
Lawhorn, Bill. 2008. Extracurricular Activities : The After School Connection. Occupational Outlook Quarterly.Vol. 52 No 4. Halaman 16-21
Miles, Mathew B dan A. Michael Huberman. 1992. Analisa data Kualitatif ( Buku Sumber Tentang Metode Metode Baru). Jakarta: UIP.
Muhaimin, Dkk.2008. Pengembangan Model KTSP Pada Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada..
Mulkhan, Abdul Munir. 1994. Masalah masalah TEOLOGI DAN FIQH DALAM Tarjih Muhammadiyah. Jogjakarta : SIPRESS.
Mulkhan, Abdul Munir. 2002. TEOLOGI KIRI landasan gerakan membela kaum mustadl’afin. Yogyakarta : Kreasi Wacana.
Mulkhan, Abdul Munir. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: penerbit Suara Muhammadiyah.
Moleong, J, Lexy. 2003. metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Rosdakarya.
Nashir, Haedar. 2002. Ideologi Gerakan Muhammadiyah.Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Nasution, Harrun. 1986. Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan. Jakarta : UI-Press.
Ndraha, Taliziduhu, 1997. Budaya Organisasi. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.
Nuryanto, Agus. 2001. Islam, Teologi Pembebasan Dan Kesetaraan Gende. Jogjakarta: UII Press Jogjakarta.
Palang Merah Indonesia. 2008. Pedoman Manajeman Relawan (TSR-KSR). Vol. 1. Jakarta.
Poerwadarminto. 1987. Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen pendidikan dan kebudayaan.


12

Rasyidi. 1965. Filsafat Agama. Jakarta : Bulan Bintang.
Rivera, Miquela. 2012. Extracurricular activities; Higher education; Hispanic students; Secondary school students. The Hispanic Outlook in Higher Education. Vol 22 No. 8. Hlm. 40 
Rozak, Abdul dan Rosihon Anwar. 2009. Ilmu Kalam. Bandung: Pustaka Setia
Saputra, Yudha M. 1998. Pengembangan Kegiatan KoEkstrakurikuler. Jakarta: Depdikbud.
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif.  Yogyakarta: Graham Ilmu.
Sopiatin, Popi. 2010. Manajeman Belajar BERBASIS KEPUASAN SISWA. Bogor : Ghalia Indonesia.
Subhi, Mahmud Ahmad. 1969, Fi`Ilm al-Kalam, Dirasat Falsafiyyah. Dar al-Kutub al-Jami`iyyah.
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kulaitatif dan R & D. Bandung: CV. Alfa Beta.
Sukand arrumidi, 2006. Metode Penelitian petunjuk Praktis Untuk Penelitian Pemula.
Susilo, Juliati. Dkk. 2008. Manajeman Palang Merah Remaja. Jakarta: Kantor Pusat Palang Merah Indonesia.
Susilo, Juliati. Dkk.2008. Mengenal Gerakan Palang Merah dan Bulan sabit Merah Internasional. Jakarta : Kantor Pusat Palang Merah Indonesia.
Suryosubroto, B. 2002.  Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta. cet.
Syamury. 2006. Pendidikan Untuk Kelas X. Jakarta : Erlangga Matsna. 1997. Qur’an Hadist. Semarang : PT Karya Toha Putra
Tohirin, 2012. Metode penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Jakarta: PT. Graham Grafindo Persada.
Umam, Khoirul. 2013. Pengaruh kegiatan ekstrakurikuler trehadap prestasi sains dan perilaku social pelajar. Jurnal Peluang,  Volume  1, Nomor 2, April, ISSN: 2302-5158. Cet.1
Uzer, Moh.   Lilis. 1993. Upaya  Optimalisasi  Kegiatan  Belajar  Mengajar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Wach, Joachim, 1996. Ilmu Perbandingan Agama, Inti dan Bentuk Pengalaman Keagamaan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Zuly, Qodir. 2008. Islam, Muhammadiyah dan Advokasi Kemiskinan.


13
 




[1]Zahara Idris, Dasar Dasar Kependidikan, (Padang : Angkasa Raya 1981), hlm. 58-59.
[2]Moh.  Uzer  dan  Lilis, Upaya  Optimalisasi  Kegiatan  Belajar  Mengajar, (PT. Remaja Rosdakarya: Bandung, 1993). hlm. 22
[3]Ron Kennedy. 2008. The Need for High School Extracurricular Activities. United States. Jefferson City.Scholastic Inc. Extracurricular activities; Athletes; Secondary schools; Outdoor activities; School districts; Learning; Community; Coaches & managers; Athletic directors, Coach and Athletic Director. Vol 78 No 4. Hlm. 38-39.
[4]Palang Merah Indonesia, Pedoman Manajeman Relawan (TSR-KSR). Vol. 1. Jakarta. Oktober 2008. hlm. 99
[5] Juliati Susilo. Dkk, Mengenal Gerakan Palang Merah dan Bulan sabit Merah Internasional . (Jakarta: Kantor Pusat Palang Merah Indonesia, 2008). hlm. 18-19.
[6] Rasyidi. Filsafat Agama. (Jakarta: Bulan Bintang. 1965). hlm. 3
[7] A. Hanafi, Pengantar Theologi Islam, (Jakarta: Pustaka Al Husna, 1992). hlm. 16
[8] Kementrian Agama Republik Indonesia. Al Quran dan Tarjamahannya. (Jakarta : Penerbit Sahifa.2014). hlm. 602.
[10]Lexy.J.Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Pt. Rosdakarya, 2003). hlm. 3
[11]Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta, 1998). Hlm. 330
[12] https://aank1985.wordpress.com/2011/05/17/gagasan-profetik-kuntowijoyo/( diunduh pada 4 April 2016. 14.15)
Tag : study
0 Komentar untuk "Aktualisasi Teologi Al Ma'un pada Kegiatan Eekstrakurikuler Palang Merah Remaja"

Back To Top