JURNAL LAPORAN IMBIBISI PADA BIJI KACANG PANJANG

"

IMBIBISI PADA BIJI KACANG PANJANG

Risqi Irvani Wulandari*
*) K4315053 / Pendidikan Biologi


Abstract : Percobaan ini bertujuan untuk menghitung lama waktu biji kacang panjang hingga muncul radikula. Percobaan ini menggunakan faktor perbedaan konsentrasi berupa persentase larutan KNO3 yaitu 0,2%, 0,3%, dan 0,4%. Parameter yang diamati pada percobaan ini adalah munculnya radikula pada biji kacang panjang. Percobaan dilakuakan dengan 3 kali pengulangan. Hasil percobaan menunjukan tidak ada kemunculan radikula pada biji  biji kacang panjang yang sudah direndam dalam larutan KNO3 presentase 0,2 %, 0,3 % dan 0,4 %. 
Keywords : Imbibisi, Turgor, Konsentrasi KNO3, Muncul Radikula 

1. PENDAHULUAN

Dasar Teori
Proses perkecambahan benih dimulai dari proses penyerapan air oleh benih. (Yuanasari, Kendarini, & Saptadi, 2015). Masuknya air ke dalam benih  sehingga mengakibatkan kadar air dalam benih mencapai persentase tertentu merupakan peristiwa imbibisi (Stela Wusono, J. M. Matinahoru & Ju, 2015).

Imbibisi mengakibatkan peningkatan kandungan air dalam benih sehingga memacu perubahan biokimiawi dalam benih. Imbibisi akan memacu sel dan laju metabolisme untuk masuk ke dalam fase perkecambahan, namun proses selanjutnya akan dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan internal (Silalahi, 2017).

Salah satu faktor internal yang mempengaruhi perkecambahan biji yaitu keseimbangan antara promotor dan inhibitor khususnya asam giberelin dan asam abskisat. Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perkecambahan biji antara lain air, suhu,  kelembaban, cahaya dan senyawa kimia yang digunakan sebagai inhibitor (Silalahi, 2017).

Metabolisme pada makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua yaitu metabolisme primer dan sekunder. Metabolisme primer pada tumbuhan seperti respirasi dan fotosintesis, merupakan proses yang essensial bagi kehidupan tumbuhan. Tanpa adanya metabolisme primer, suatu organisme akan terganggu pertumbuhan, perkembangan, serta reproduksinya, dan akhirnya dapat menyebabakan kematian. Contoh metabolit primer adalah protein, karbohidrat, lipid. Sedangkan metabolisme sekunder merupakan proses yang tidak esensial bagi kehidupan organisme. Tidak ada atau hilangnya metabolit sekunder tidak menyebabkan kematian secara langsung bagi tumbuhan, tetapi dapat menyebabkan berkurangnya ketahanan hidup tumbuhan secara tidak langsung misalnya ketahan terhadap serangan hama. Pada fase pertumbuhan, tumbuhan utamanya memproduksi metabolit primer, sedangkan metabolit sekunder belum atau hanya sedikit di metabolisme. Sedangkan metabolism sekunder terjadi pada saat sel dalam tahap diferensiasi menjadi sel yang lebih terspesialisasi (fase stasioner).

Higroskopi adalah kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air dari lingkungannya baik melalui absorbsi atau adsorpsi. 

Percobaan menggunakan biji kacang panjang. Biji kacang panjang dipilih karena mempunyai struktur kulit yang tidak begitu keras. Jika semakin keras kulit biji, maka air akan sulit untuk masuk ke dalam biji sehingga imbibisi terhambat. Biji mempunyai kandungan berupa karbohidrat, protein dan lemak. Biji yang mempunyai kandungan lemak dan protein tinggi dapat menyerap air atau larutan lebih cepat dari pada biji dengan kadar karbohidrat tinggi (Yuanasari et al., 2015).

Biji Kacang Panjang mengandung energi sebesar 357 kkal, protein 17,3 gram, karbohidrat 70 gram, lemak 1,5 gram, kalsium 163 miligram, fosfor 437 miligram, dan zat besi 7 miligram.  Hasil tersebut diperoleh dari penelitian 100 gram Biji Kacang Panjang, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %. Kandungan  protein  dalam  kacang panjang  cukup  tinggi,  yaitu  22,3%  dalam  biji  kering,  4,1%  pada  daun  dan  2,7% pada  polong  muda (Kaswinarni, Suharno, Hendro, & Winarta, 2014).

Rumusan Masalah
Berapakah lama waktu yang dibutuhkan biji kacang panjang hingga muncul radikula?

Tujuan
Menghitung lama waktu biji kacang oanjang hingga muncul radikula.

Hipotesis
Lama waktu muncul radikula pada biji kacang panjang adalah 
        _________________________________________________________________

2. BAHAN DAN METODE
Percobaan dilakukan di laboratorium KKC gedung D FKIP UNS pada hari Minggu tanggal 24 September 2017.

Bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum berupa kacang panjang, kapas sebagai media untuk penanaman benih, aquades berfungsi sebagai pelarut, KNO3 0,2%, 0,3%, dan 0,4%. 
Alat yang digunakan pada kegiatan praktikum berupa gelas beker 250 ml, yang berfungsi sebagai tempat untuk melarutkan KNO3, gelas ukur berfungsi untuk mengukur larutan KNO3 dan aquades, gelas cup sebagai wadah larutan KNO3, neraca digital berfungsi untuk menimbang KNO3, pengaduk berfungsi untuk mengaduk larutan KNO3, stopwacth sebagai alat untuk menghitung waktu selama proses imbibisi, cawan petri digunakan untuk media penanaman benih  setalah direndam dalam larutan KNO3.

Metode yang digunakan dalam praktikum yaitu menyiapkan alat dan bahan yang digunakan. Melabeli gelas cup dengan kode 0,2% sejumlah 3 cup (1), (2), (3), kode 0,3% sejumlah 3 cup (1), (2), (3), serta kode 0,4% juga sejumlah 3 cup (1), (2), (3). 

Larutan KNO3 dengan presentase 0,2% diperoleh dengan mencampurkan garam KNO3 dalam 300 mL aquades, begitupula untuk larutan KNO3 presentase 0,3% dan 0,4% . Larutan KNO3 dituangkan pada gelas cup kode 0,2% sejumlah 3 gelas cup masing-masing 100 mL, begitu pula dengan larutan garam konsentrasi 0,3% dan 0,4% sehingga sampai diperoleh 9 gelas cup. Memasukkan biji kacang panjang pada masing-masing gelas beker sebanyak 3 biji. Kemudian menunggu sampai proses turgor berlangusung, setelah sampai puncak turgor mengambil bji kacang panjang dan meletakan di atas cawan petri yang sudah di beri media kapas basah. Mengamati biji sampai radikula muncul dan mencatat waktu yang diperlukan sampai muncul radikula.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Percobaan menggunakan latrutan KNO3 sebagai larutan perendam dengan berbagai kosentrasi. Larutan KNO3 berfungsi sebagai pematah dormansi pada biji sehingga dapat mempercepat tekanan turgor (Candra, Lahay, & Sitepu, 2017).
Sebelum proses imbibisi, benih mengalami tekanan turgor yang mengakibatkan vakuola dan protoplasma membesar karena mengabsorsi air (Yuanasari et al., 2015).

Hasil Pengamatan Imbibisi pada Kacang Panjang hingga Muncul Radikula
Hasil Pengamatan Lama Perendaman Biji Kacang Panjang Sampai Muncul Radikula pada Larutan KNO3 Presentase 0,2 %, 0,3 % dan 0,4 % adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Lama waktu imbibisi pada kacang panjang hingga muncul radikula

Tabel 1 tidak menunjukkan Lama waktu imbibisi pada kacang panjang.

Semua biji kacang panjang baik yang direndam pada larutan KNO3 presentase 0,2%, 0,3%, dan 0,4% untuk semua pengulangan tidak menunjukkan munculnya radikula.

Tidak munculnya radikula pada biji kacang panjang disebabkan oleh kondisi biji yang masih basah, sehingga kadar air di dalam biji masih banyak. Selain itu, waktu yang diperlukan oleh biji kacang panjang untuk berkecambah lebih dari 2 hari, sehingga pembatasan waktu pengamatan yang hanya 2 hari belum bisa menunjukkan tanda-tanda munculnya radikula dari biji kacang panjang.

Kegagalan dalam percobaan ini kemungkinan juga disebabkan oleh beberapa hal, yaitu Cahaya,  suhu  dan  kelembaban  Selama  pertumbuhan  kecambah,  kondisi  media  pertumbuhan  seperti  pH,  salinitas dan  drainase  menjadi  penting (Naemah, 2012). Pertumbuhan biji kacang panjang sangat bergantung pada pencahayaan.

4. SIMPULAN
Percobaan Lama Perendaman Biji Kacang Panjang Sampai Muncul Radikula pada Larutan KNO3 Presentase 0,2 %, 0,3 % dan 0,4 % menunjukkan tidak adanya satu biji kacang panjang yang tumbuh.
Kegagalan dalam percobaan ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu cahaya,  suhu  dan  kelembaban  Selama  pertumbuhan  kecambah,  kondisi  media  pertumbuhan  seperti  pH,  salinitas dan  drainase  menjadi  penting (Naemah, 2012).

5. UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kepada Tuhan YME, kedua oang tua, dosen pembimbing, teman-teman, dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses percobaan dan pembuatan paper ini.

6. DAFTAR PUSTAKA
Candra, R. A., Lahay, R. R., & Sitepu, F. E. T. (2017). Effect of Potassium nitrate (KNO3) and Coconut Water Concentrationon Seed Viability of Pomegranate (Punica granatum L.). Jurnal Agroekoteknologi, 5(3), 700–706.
Kaswinarni, F., Suharno, B., Hendro, W., & Winarta, O. A. (2014). Berbagai Fenomena Kacang Panjang ( Vigna sinensis ) terhadap Penambahan Kompos Organik pada Pemupukan Batuan Fosfat. Bioma, 3(1), 16–26.
Naemah, D. (2012). Laporan penelitian (mandiri). In TEKNIK LAMA PERENDAMAN TERHADAP DAYA KECAMBAH BENIH JELUTUNG (Dyera polyphylla Miq. Steenis) (p. 15). Banjarbaru: FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU.
Silalahi, M. (2017). PENGARUH ASAM KUAT, PENGAMPLASAN, DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP LAJU IMBIBISI DAN PERKECAMBAHAN BIJI AREN (Arenga pinnata). AL-KAUNIYAH Journal of Biology, 10(2), 73–82.
Stela Wusono, J. M. Matinahoru,  dan C. M. A. W., & Ju. (2015). PENGARUH EKSTRAK BERBAGAI BAGIAN DARI TANAMAN Swietenia mahagoni TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH KACANG HIJAU DAN JAGUNG. Agrologia, 4(2).
Yuanasari, B. S., Kendarini, N., & Saptadi, D. (2015). Enhancement Viability of Black Soybean Seed( Glycine max L . Merr ) Through Invigoration Osmoconditioning. Jurnal Produksi Tanaman, 3(6), 518–527.

Tag : study
0 Komentar untuk "JURNAL LAPORAN IMBIBISI PADA BIJI KACANG PANJANG"

Back To Top